Upacara Nampi Pareden di Kadipaten Pakualaman

by admin|| 01 April 2012 || 7.969 kali

...

Upacara ini diadakan pada bulan Maulud , yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang disebut juga Perayaan Sekaten. Disebut Upacara Nampi Pareden karena Puro Pakualaman menerima Pareden atau Gunungan yang dikirim oleh Kraton Ngayogyakarta.


Tempat penerimaan Pareden tersebut di halaman Puro Pakualaman tepatnya didepan Bangsal Sewatama . Pada pukul 06.00 WIB Puro Pakualaman mengirim Prajurit ke Kraton Ngayogyakarta , setelah sampai kemudian bergabung dengan Prajurit dari Kraton yang nantinya akan mengawal Pareden. Pada pukul 09.00 WIB , Kagungan Dalem Gangsa ( Gamelan ) Corobalen sudah dibunyikan di Bangsal Sewatama pada sisi timur depan , juga Kagungan Dalem Gangsa ( Gamelan ) Nyai Madu Sedana dan Kyai Kombang Tawang dibunyikan di Regol Danawara Puro Pakualaman , oleh para abdi dalem pengrawit dari Kawedanan Langenpraja Puro Pakualaman dengan berbusana jawi jangkepdan Kagungan Dalem Gamelan tersebut dibunyikan secara bergantian. Bersamaan dengan itu para kerabat Pakualanan mulai berdatangan memasuki Bangsal Sewatama dan menempati tempat duduk yang telah disediakan dengan berbusana Kejawen sambil mendengarkan gendhing - gendhing menunggu kedatangan barisan yang membawa Pareden ( Gunungan ) dari Kraton.
Kira - kira pukul 10.00 Wib Barisan Prajurit dan Pareden keluar dari Kraton menuju Masjid Besar , kecuali satu gunungan yang dikawal prajurit dari Puro Pakualaman , selanjutnya dikawal dengan berjalan menuju ke Puro Pakualaman dengan urutan sebagai berikut :


1. Mobil pengawal dari kepolisian
2. Barisan Gajah
3. Prajurit Pakualaman yang bernama Prajurit Lombok Abang dengan senjata Tombak
4. Barisan para Bupati utusan yang akan menyerahkan Pareden
5. Manggala Yuda Puro Pakualaman dengan naik kuda
6. Pendamping berjumlah 2 orang juga dengan naik kuda
7. Pareden atau Gunungan yang diusung oleh para abdi dalem Gladag
8. Barisan Prajurit Puro Pakualaman yang bernama Prajurit Dragonders bersenjata Bedhil
9. Mobil Ambulanc

Setelah barisan tersebut memasuki Alun - alun Sewandanan , disambut bunyi gamelan yang dibunyikan di Regol Danawara , setelah memasuki halaman Puro Pakualaman disambut bunyi gamelan yang dibunyikan di Bangsal Sewatama, setelah sampi di depan Bangsal Sewatama barisan lalu berhenti dan semua menghadap keutara kearah Bangsal dan para kerabat juga berdiri menghadap keselatan sehingga berhadapan.Kemudian pengageng Kawedanan Reh Kasentanan Puro Pakualaman maju kedepan menyampaikan tanggapan sekaliyan menerima penyerahan Pareden ( Gunungan ) dan setelah itu para bupati utusan dipersilahkan duduk serta menikmati hidangan yang telah disediakan.
Barisan Prajurit dan Pareden segera berangkat menuju alun - alun Sewandanan disebelah barat dekat masjid Puro Pakualaman untuk membagi- bagikan pareden tersebut kepada masyarakat umum.
Setelah barisan prajurit dan pareden berangkat para bupati utusan berpamitan untuk kembali ke Kraton , dengan kembalinya para bupati utusan tersebut berarti Upacara adat Nampi Pareden sudah selesai dan semua kembali ke tempat masing - masing.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
PASAR MALAM PERAYAAN SEKATEN

by admin || 01 April 2012


...
GREBEG

by admin || 01 April 2012

Upacaya Grebeg berasal dari kata Grebe, Gerbeg. Grebeg dalam bahasa jawa bermakna suara angin. Kata dalam bahasa Jawa Anggrebeg, mengandung makna menggiring Raja, pembesar atau pengantin. Grebeg ...


...
Garebeg Mulud

by admin || 01 April 2012

Upacara Sekaten diadakan setahun sekali, dimulai pada hari kelima di bulan Mulud (bulan Jawa). Upacara ini merupakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta