KRT Mangkuhasmoro

by admin|| 06 Maret 2014 || 29.765 kali

...


 

Lahir di Kampung Nyutran tahun 1912, dengan nama kecil Suwardi dari lingkungan keluarga bukan seniman, melainkan abdi dalem keraton. Pendidikannya hanya sampai ke 3 SR (sekolah rakyat) tahun1920. Sejak keluar dari bangku sekolah, Suwardi mengisi waktunya dengan belajar nyiter, melantunkan tembang-tembang macapat kepada Bapak Muhadi.

Sebelum akhirnya bergelut dengan dunia karawitan, pada tahun 1926 Suwardi bekerja pada keluarga William, seorang tentara Inggris yang dibawa Belanda sebagai pelatih kuda pacuan. Keahlian yang juga dimiliki oleh ayahnya. Tapi dua tahun kemudian, ia masuk menjadi abdi dalem punakawan bedhaya dengan pangkat jajar. Karena keahliannya dalam soal kuda, oleh keraton diberi pekerjaan sebagai penegar (penunggang kuda) dengan gelar Atmo Kridhawahono. Tapi karena keadaan ekonomi negara tidak menentu sehingga banyak dari kuda-kudanya tidak terawat sehingga sampai banyak yang mati, ia kemudian pindah menjadi abdi dalem punakawan wiyogo (penabuh gamelan). Oleh karena ia diberinya nama Kridotomo. Ternyata di sini ia bisa trubuh dan berkembang dengan baik.

1937, ia ingin melebarkan ilmu dan wawasanya. Maka selanjutnya ia ambil keputusan untuk berguru kepada KRT Wiroguno dan Raden Lurah Purpakanthi di ndalem Wirogunan. Untuk melebarkan wawasannya ia berguru.

Hal menarik dalam kiprahnya di dunia karawitan adalah pengalamannya belajar antar gaya karawitan yang berbeda. Ini dirasakan cukup berarti. Hasilnya adalah mulai terbukanya hubungan kedua masyarakat tersebut, dengan disiarkannya program seni karawitan dua gaya Yogyakarta dan Surakarta oleh radio MAVRO.

Ia adalah seorang yang tekun sehingga kariernya menanjak dengan mulus, dari mulai pangkat bekel anom tahun 1947, kemudian lurah tahun 1951, wedana tahun 1956, riyo tahun 1961 sampai mendapat anugrah KRT Mangkuhasmoro tahun 1986 sampai sekarang.

Kiprahnya dalam seni karawitan ditunjukkan melalui berbagai kegiatan: dipercaya sebagai pelatih kursus gamelan untuk masyarakat umum oleh Kridha Mardawa (lembaga kesenian keraton), mengajar karawitan di KODAM VII/Diponegoro dari tahun 1957-1969, menghajar di SD Keputren Yogyakarta tahun 1964-1967, perguruan taman siswa dan para warga di kampungnya Notoprajan. Di Krida Mardawa sendiri tugasnya adalah menata gendhing untuk setiap kepentingan upacara keraton.

Adapun penghargaan yang pernah diterimanya adalah dari Daerah Militer 17 Agustus, dan KODAM VII/Diponegoro atas pengabdiannya selama 12 tahun pada seni karawitan. Dari keahliannya melatih dan menunggang kuda, ia mendapat penghargaan dari Persatuan Film Nasional selama tahun pembuatan film “Lahirnya Gathutkaca” tahun 1960. Sekalipun demikian. ia lebih suka disebut sebagai abdi sebab memberinya rasa bahagia hatinya.

Bersama istri, anak dan cucu-cucunya, KRT Mangkuhasmoro yang menjalani hidup sederhana di rumahnya di Kadipaten Kulon KT 43 RK 09 RT 03.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Nama Seniman, Sastrawan, Dan Budayawan

by admin || 01 April 2012

NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...


...
Bagong Kussudihardjo

by admin || 01 April 2012

Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari,  dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...


...
Raden Wedono Larassumbogo

by admin || 04 Maret 2014

Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta  pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta