Kesenian di Lingkungan Kraton

Kesenian yang terkenal di lingkungan Keraton adalah tari-tarian, wayang kulit, wayang orang, dan gamelan. Dua tarian yang masih sering dipertunjukkan di Keraton adalah tari Serimpi dan tari Bedoyo. Tari Serimpi dimainkan oleh dua pasang gadis dan selalu dimainkan pada saat upacara perkawinan. Tari Bedoyo dimainkan oleh delapan gadis. Kesenian wayang kulit dapat dikatakan sebagai jiwa dari orang Jawa. Cerita Hindu Ramayana dan Mahabarata tercermin pada corak kehidupan klasik masyarakat Jawa. Pandawa, tokoh protagonis kebaikan pada Mahabarata, dijadikan contoh sebagai sosok yang baik oleh orang Jawa. Dari Arjuna, orang Jawa dapat belajar bagaimana seorang prajurit harus bertindak atau berperilaku. Dari Semar, orang Jawa dapat belajar mengenai etika. Semua karakter wayang digerakkan oleh Dalang. Keraton Yogyakarta mempunyai koleksi berbagai wayang, beberapa diantaranya merupakan jenis wayang unik yang hanya dimiliki oleh Keraton Yogyakarta, yakni, Wayang Purwa, Wayang Ramayana, Wayang Prajurit, Wayang Sinthingan, Wayang Klithik, Wayang Menak, dan Wayang Gedhog semua berjumlah 13 kotak, dan beberapa wayang pusaka seperti Kyai Wijayakusuma, Kyai Jayakusuma, Kyai Jayaningrum. Kehidupan Keraton akan tidak terbayangkan tanpa adanya Gamelan. Gamelan adalah alat musik tradisional Jawa, yang berbeda dengan musik yang lain. Tangga nada yang digunakan adalah 5-nada Slendro atau 7-nada Pelog. Dalam suatu Gamelan alat musiknya dapat berjumlah 70 alat musik atau lebih. Kebanyakan adalah musik pukul atau perkusi. Koleksi Gamelan yang dimiliki oleh Keraton Yogyakarta meliputi berbagai jenis, seperti Gamelan Sekati (Kyai Gunturmadu-Nagawilaga), Gamelan Monggang (Kyai Kebonganggang), Gamelan Slendro-Pelog (Kyai Siratmadu-Madukentir, Kyai Surak-Kancilbelik, Kyai Harjamulya-Harjanegara), dan lain-lain, kesemuanya berjumlah 18 perangkat (pangkon), tersebar di beberapa tempat, Bangsal Srimanganti, Gedhong Gangsa, dan Pracimasana.