Unsur-unsur Joged Mataram: Sawiji, Greged, Sengguh, Ora Mingkuh

by admin|| 04 Maret 2014 || 55.611 kali

...

Sawiji.

       Salah satu unsur dalam ilmu joged Mataram. Yang dimaksud dengan sawiji adalah konsentrasi total, tetapi tidak menimbulkan ketegangan jiwa si penari. Seorang penari harus berada dalam situasi dimana seluruh perthatiannya terpusat pada peran yang ia bawakan bukan menjadi lupa diri (trance) seperti pada pemain jathilan (kuda lumping). Sehingg biar ada apapun disekitarnya, dia tidak akan membuyarkan konsentrasi.

 

Greged

      Salah satu unsur dalam ilmu joged Mataram. Yang dimaksud greged adalah dinamika atau elan atau semangat atau api yang membara di dalam jiwa seseorang. Semangat ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, akan tetapi harus dapat dikekang untuk disalurkan kearah yang wajar. Maksudnya, adalah bahwa emosi-emosi yang keluar harus dapat dikendalikan sehingga tidak muncul dalam wujud yang kasar. Greged merupakan pembawaan dari penari, sehingga tdak bisa dilatihkan oleh orang lain.  Guru di istana Yogyakarta dapat mengetaui apakah seorang murid (penari) memiliki greged atau tidak. Jika memiliki ia tinggal menolomgnya untuk menyalurkan kearah yang benar. Penari-penari wayang wong yang memegang peranan penting  harus memiliki bakat greged secara baik sebab apabila tidak, akan sukar menyalurkan, “dinamika dalam “ (inner dynamic) dari karakter yang dibawakannya. Seorang yang memiliki greged, pada waktu memerankan seorang tokoh wayang akan kelihatan ekspresi dari “gerak dalam” jiwanya, biarpun ia dalam keadaan tidak sedang menari (tancep atau duduk).

 

Sengguh

       Salah satu unsur dalam ilmu joged Mataram. Sengguh adalah percaya pada sendiri atau self confidence tetapi juga tidak sampai mengarah kekesombongan. Percaya pada diri sendiri sangat penting bagi seorang penari. Apabila ia sudah tampil di atas pentas, ia harus secara penuh yakin bahwa yang ditarikan adalah baik, dan orang lain bisa menikmatinya dengan baik pula.  Seorang penari harus menjadi satu dengan tariannya sebagai sebuah fenomena yang komplit. Ia tampil di atas pentas bukan sebagai manusia biasa, tetapi ia mempunya misi untuk menyampaikan sesuatu kepada penontonnya. Sikap senmacam ini benar-benar harus diyakini, hingga memiliki kepercayaan pada dirinya  sendiri.

 

Ora Mingkuh.

      Salah satu unsur dalam ilmu joged Mataram. Ora mingkuh berarti pantang mundur. Menepati apa yang sudah menjadi kesanggupan dengan tanggung jawab penuh. Suatu keteguhan hati berarti pula kesetiaan dan keberanian untuk menghadapi situasi yang bagaimanapun dengan pengorbanan.

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Bimbingan seni untuk anak ( Art for children )

by admin || 01 April 2012

Bimbingan dimulai dari bulan Maret 2004, yang dilaksanakan setiap hari minggu mulai pukul 10.00 wib s/d pukul 12.00 wib.


...
Kanjeng Raden Tumenggung Wiroguno

by admin || 04 Maret 2014

 Kanjeng Raden Tumenggung Wiroguno. Putra dari KGPA Mangkubumi dan RAY. Tejomurti ini dilahirkan pada tanggal 3 Nopember 1876 di Yogyakarta. Beliau ,mempunyai kegemaran melukis dengan ...


...
Klana Alus

by admin || 04 Maret 2014

  Tari tunggal gaya Yogyakarta, lahir di lingkungan istana dan ditampilkan sebagai pertunjukkan tersendiri yang klasik. Pada penampilannya klana Alus lebih lunak dan lamban irama ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta