by admin|| 04 Maret 2014 || 26.991 kali
Lahir di Yogyakarta 15 April 1917. Seperti halnya orang tuanya, Siswoyo pun tak pernah mengira bahwa dirinya kemudian akan menjadi seniman ketoprak. Apalagi sampai menjadi seniman yang diperhitungkan diantara seniman-seniman ketoprak di Yogyakarta.
Berangkat dari kesukaannya menyaksikan pergelaran ketoprak yang setiap saat datang ke kampungnya, Siswoyo mulai mencermati pocapan (dialog), karakter peran sampai bloking cerita dan unggah-ungguh. Suguhan ini membawa angan-angan Siswoyo berandai-andai menjadi pemain, menguasai cerita, termasuk peran. Hal yang membuat senang pada ketoprak karena kesenian ini tergolong merakyat, komunikatif, dan mudah dipelajari.
Maka begitu lulus Sekolah Rakyat, tahun 1930, Siswoyo mempelajari ketoprak. Buku-buku babad dan sejarah dibacanya, memperhatikan dan mempelajari tokoh-tokoh yang pernah dilihatnya, dan bertanya kepada seniman-seniman ketoprak senior. Siswoyo pun tidak bisa tidak, ia harus bergaul di tengah-tengah dunia ketoprak.
Tahun 1938-1940, Siswoyo mulai bergabung dengan grup Ketoprak Mudo Tomo. Di sinilah Siswoyo mulai mengenal dunia panggung sebenarnya, mengikuti pentas di beberapa kota di Jawa Tengah. Keinginannya untuk professional, pada tahun1942, Siswoyo menyeberang ke grup ketoprak Mardi Wandowo. Di grup inilah nampak cerdas dan tanggap. Bersama grup ini, ia jelajahi kota-kota di Jawa Tengah, hidup berpindah-pindah dari satu tobong ke tobong lainnya.
Tahun 1942 Siswoyo bergabung lagi dengan grup EDI PENI yang berpentas di daerah Kedu dan Cilacap. Ini dilakukannya untuk menambah wawasan, memperkaya pengalaman dunia panggung dan memperluas pergaulan diantara seniman-seniman ketoprak lainnya.
Setahun kemudian, tahun 1943, Siswoyo bergabung dengan grup Kridho Rahardjo. Di sinilah Siswoyo bertemu Cokro Jiyo, seorang empu ketoprak yang tidak lain pimpinan grupnya. Bintangnya semakin bersinar dan merasa telah menemukan jati dirinya dalam seni ketoprak. Usahanya untuk terus belajar, berlatih telah manjadikan dirinya sebagai seniman ketoprak yang perlu diperhitungkan di Yogyakarta.
Itu sebabnya RRI Nusantara II Yogyakarta Nusantara II menariknya menjadi karyawan tetap di Bagian Kesenian. Sekalipun demikian, kegelisahannya tidaklah surut. Siswoyo pun mulai menuangkan ide-idenya menjadi naskah ketoprak yang terinspirasi dari wayang cina metehi, Babad Sigaluh, Mataram Baru. Diantaranya “Cerita Jenderal Sudiro” tahun 1957.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...