by admin|| 04 Maret 2014 || 29.998 kali
Pengarah Naskah, Sutradara, dan Pimpinan Ketoprak ini dilahirkan di Yogyakarta, 23 Desember 1920. Menyelesaikan sekolah dasarnya (Stan-daar school) di Wirobrajan tahun 1938, dan SMP (Kleinhendelschool) 2 tahun di Kumendaman tahun 1940. Sementara tahun kesenian dikenali sebelum masuk bangku sekolah ketika usianya baru 3-4 tahun. Sejak usia dini inilah pak Har demikian sapaan akrabnya, berkecimpung dalam ketoprak. Bidang lain yang dikuasainya adalah tari, macapat, dan karang-mengarang.
Tahun 1928-1930, Pak Har turut aktif sebagai penari wayang orang anak-anak “Anak Kececir” pimpinan R.M. Riyo Tirtodipuro, Gamping, masih pada jaman Belanda. Pementasan dilangsungkan di Bangsal Paku Alam dan Balai Chung Hoa Chung Hui Gondomanan untuk menyambut para tamu pembesar dari luar negeri. Bahkan ia sempat berkeliling Daerah Istimewa Yogyakarta guna mencari dana korban banjir di kampungnya.
Besarnya keinginannya pada dunia panggung yang terpupuk sejak masa kanak-kanaknya, maka tanggal 3 Agustus 1943, Pak Har mulai naik panggung, bergabung dengan ketoprak warga untuk mencari nafkah. Sampai akhirnya pada tanggal 23 Februari 1969, ia mendirikan grup ketoprak Waringin Dahono di mana ia terpilih sebagai pimpinannya hingga tahun 1986. Bersama dengan grupnya, Pak Har, mengadakan pentas di berbagai kota di Jawa Tengah termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri. Pada saat luang digunakannya untuk melakukan pembinaan.
Bahkan sekalipun sudah menjadi pimpinan untuk grup Waringin Dahono, Pak Har tak pernah berhenti belajar, mengikuti ceramah, lokakarya, maupun mengamati pementasan-pementasan dari kelompok lain. Dari kegiatannya ini, pada 10 April 1984, Pak Har pernah pula diundang untuk memberi ceramah tentang ketoprak di Sanggar Tari Pandan Sari, di Madiun. Selama tahun 1975 oleh Barbara Hetty, warga Australia, ia dijadikan konsultan dalam hal seni ketoprak sampai tahun 1980.
Tanda jasa yang pernah diperolehnya diantaranya dari Kodim 0734, (7 Mei 1970) dan Kowilhan II (14 April 1975). Dua-dua mengesahkan Soehardjono sebagai pimpinan Waringin Dahono. Selain sebagai pemain, Soehardjono dikenal sebagai penulis naskah yang cukup dikagumi. Kumpulan naskahnya ini ada yang tersimpan di Taman Budaya Yogyakarta. Sedang yang terbukukanoleh kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Yogyakarta. Sedang yang terbukukan oleh kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini memuat 11 cerita dalam bentuk naskah ketoprak. Lainnya adalah karya tulis tentang macapat, geguritan dan cerita drama. Diantara sekian banyak karyanya, yang dianggapnya paling sukses adalah Cerita Jaka Tunggal, disiarkan RRI Nusantara II Yogyakarta Nusantara II Yogyakarta, pentas panggung, serta rekaman komersiil; Cerita Pangeran Haryo Timur, dipentaskan di Purna Budaya pada 28 September 1976 dan Cerita Banteng Giring yang disiarkan TVRI Yogyakarta. Dari ketoprak Pak Har dapat menghidup seluruh keluarganya. Bersama mereka Pak Har tinggal dan menetap di Kampung Gamping Kidul RW XIX, RT 03 Kelurahan Ambar Ketawang Sleman Yogyakarta.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...