by admin|| 04 Maret 2014 || 32.777 kali
Lahir di Magelang, 1 Januari 1922, Suyatman atau Pak Yatman adalah seniman ketoprak yang cukup dikenal di Yogyakarta. Ia datang dari keluarga bukan seniman. Ketertarikannya pada dunia seni ketoprak kiranya karena seringnya melihat pertunjukan ini di desanya.
Pada tahun 1944 saat bekerja sebagai tukang sepatu di Magelang, pertunjukan ketoprak sedang ramai digelar di desanya. Yatman pun tergerak hatinya untuk ikut bergabung. Guna menambah wawasan tentang dunia yang baru saja dimasukinya itu, Suyatman sering mengunjungi Gedung Palm di Magelang untuk melihat para seniman ketoprak menunjukkan keaktorannya.
Didorong oleh minatnya yang besar, pada tahun 1950, Yatman bergabung dengan grup ketoprak Magelang Sri Subo Siti pimpinan Liem Teng Lok. Anggotanya terdiri dari orang-orang Yogya, Magelang, Solo.
Setahun kemudian ia dipanggil untuk mendirikan grup ketoprak di desa Ngambal Kebumen, daerah pesisir yang ramai dikunjungi para wisatawan. Pertunjukan pun selalu ramai dipadati penonton. Di Ngambal ini, Suyatman bertemu dengan Tini, istri Basiyo yang mengajaknya hijrah ke Jogja dan bergabung bersamanya pada tahun 1955. Selanjutnya sampai tahun 1960, ia bergabung dalam Grup Ketoprak Tri Mudatama.
Pada tahun 1961 RRI Nusantara II membuka kesempatan bagi seniman ketoprak sebagai pegawainya, mengisi kevakuman siaran ketoprak Mataram yang mengalami perpecahan. Atas saran Basiyo, Suyatman mendaftarkan diri dan diterima dengan tugas mengurusi bidang karawitan dan ketoprak.
Kelebihan lain pada Suyatman adalah kemampuannya menulis naskah. Sudah banyak naskah ketoprak yang ditulisnya dan hampir sebagian besar sudah dipentaskan. Dua diantaranya yang paling terkenal adalah Banten Mataram dan Trunajaya.
Dunia ketoprak telah membawanya berkelana hampir ke seluruh Jawa Timur, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 1970 ketika Sapta Mandala diundang untuk pentas di Jakarta, ia ikut menjadi pemainnya. Bersama Widayat, Marsidah dan grup Surya Budaya, Suyatman ikut rekaman kaset ketoprak untuk Indonesia Farma.
Atas kesenimanannya itu Suyatman sering ditunjuk sebagai penasehat, pembina, maupun menjadi nara sumber dalam satu lokakarya atau diskusi, seperti tahun 1985 di Lembaga Penelitian UGM, dalam festival ketoprak tahunan di Taman Budaya (1981-1984) termasuk di Kantor Bidang Kesenian Kanwil Depdikbud (1980).
Dari dunia ketoprak, Suyatman telah membangun bahtera rumahtangganya bersama istrinya Suminah (almh) dan anak-anaknya di Pogung Rejo No. 34 Sinduadi Mlati, Sleman.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...