by admin|| 04 Maret 2014 || 34.751 kali
Johni Gudel Adalah tokoh pelawak Indonesia kelahiran kampung Rotowijayan 1920. Karir melawaknya bermula ketika masih ingusan, usia 8 tahun. Sebagaimana halnya anak-anak, ia gemar sekali dolan di sekitar keraton. Dengan demikian, pikirnya cita-cita menjadi abdi dalem lekas terwujud. Namun yang terjadi sebaliknya, naluri kesenianlah yang tergugah manakala menyaksikan tari-tarian, wayang, ketoprak, dan mendengarkan gendhing gamelan. Ketoprak lah yang paling mengusik minatnya. Dalam usia 8 tahun ia bergabung dengan kelompok ketoprak lesung di Tirtonaden yang setiap saat manggung di sekitar keraton. Karena masih bocah postur tubuhnya terasa karikatural jika memerankan seorang tokoh.
Akibatnya permainan menjadi sarat dengan lelucon. Ia pun semain terbenam dalam kesenian, khususnya ketoprak dan seni lawak.
Setelah puas di ketoprak lesung, ia bergabung dengan ketoprak profesional Mardi Wandowo yang cukup beken saat itu. Di dalamnya ada Basiyo, Rukuman, Harjo Lancip. Dari lingkungan ini kehadirannya sebagai pelawak kian kokoh. Kota-kota di Jawa dijelajahinya. Saat manggung di Tegal, Teguh pimpinan Srimulat menghubunginya dan mengajaknya bergabung. Karena ingin kaya pengalaman, Mujio pun menerimanya dan segera pergi ke Surabaya. Bergabung dengan Srimulat memberi kesempatan luas baginya untuk manggung di Tim Jakarta. Namanya kian menanjak sejajar dengan S. Bagio, Kwartet Jaya.
1975 ditinggalkannya Srimulat, yang berarti berpisah dengan kawan-kawan seangkatannya Benny, Bondan, Paimo, Brontoyudo dan Eddy Geyol. Bersama dengan Suroto, Sumiati, Rus Pentil, Karjo ACDC, bergabung dalam Ria Jaya Johni Gudel yang mangkal di Jakarta. Grup ini bubar dan melahirkan PALAPA GRUP dan ATMONADI GRUP.
Sebagai seorang pelawak yang tenar, banyak produser memanfaatkan kepopulerannya. 1976-78 Gudel ikut membintangi serial ATENG dibawah sutradara Hasmanan, lahirnya Gathotkaca, Buah Bibir, Walang Kekek, dan Mayat Cemburu. Dua terakhir diproduksi oleh Srimulat. Tapi keadaan Atmonadi yang senantiasa digoda penyakit, grup jadi lesu dan Gudel pun kembali ke Jogja. Di kota kelahirannya, Gudel main kembali dengan Yanto putra Atmonadi, Hardo dan Nining. Selain main di TVRI Gudel berani grupnya main pula di Samarinda, Balikpapan, Palembang, Bangka, Bali dan seluruh pelosok Jawa. Terakhir manggung di TVRI, tampil monolog karena kondisi fisiknya tidak mengijinkan. Piagam pernah diterimanya sebagai pemain terbaik dari kepala THR Surabaya tahun 1986.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...