Basiroen Hadisumarta alias M.W. Cermagupita

by admin|| 04 Maret 2014 || 31.211 kali

...

 

Laki-laki, lahir di Yogyakarta, 25 Februari 1925, Agama : Islam, Alamat Rumah : Cokrodiningratan Jt II/78 RT 11 RW III, Kel. Cokrodiningratan Kec. Jetis, Yogyakarta 55233,  Tel (0274) 518349; Pendidikan : SLTP BO Yogyakarta (1948-1950); kursus mentatah-menyungging wayang kulit serta tari dan Kawitan (1949-1950), menjadi seniman dalang wayang kulit karena telah terbukti dapat menjadi sumber ketentraman hidup sekeluarga. Sampai sekarang masih mengajar di ISI Yogyakarta dan Pamulangan Habiranda Kraton Ngayogyakarta serta menjadi Ketua II, selain itu juga memberikan kursus kepada orang Amerika (1966-1969) dan aktif sebagai anggota PEPADI serta anggota juri lomba dalang baik dari Daerah maupun Pusat.

Misinya dalam mendalang adalah berusaha agar pakeliran yang disajikan berbobot, mewujudkan kesenian yang tinggi nilainya dan benar-benar karya seni yang Adiluhung. Mendalang tidak hanya untuk keperluan upacara perkawinan, bersih desa, Peringatan Hari Proklamasi, pentas di RRI Yogyakarta, tetapi juga untuk upacara ruwatan, menjamu pariwisata di Kraton, apresiasi seni pewayangan untuk SD dan pameran-pameran wayang baik di Yogyakarta ataupun di Jakarta.

Telah menerbitkan stensilan Kamus Jawi Jarwa khusus untuk siswa (1970); Buku Teori Cepengan Sabetan Wayang Kulit (1980) dan Pakem Pedalangan Yogyakarta Jilid I (1977).

Dikenal sebagai pembina seni pedalangan sekaligus pelaku seni pedalangan itu sendiri. Lahir di Yogyakarta 23 Februari 1925 dari pasangan Bapak Martorejo dan Ibu Sapar. Kegemarannya membuat dan memainkan wayang sudah nampak sejak kecil baik belajar sendiri maupun lewat kursus. Kebetulan kakeknya adalah seorang dalang. Dari kakeknya ia menguasai dan terampil dalam olah seni pedalangan Pengetahuan lebih jauh tentang seni pedalangan diperolehnya lewat kursus di Habirandha, sekolah dalang milik keraton Yogyakarta. Ia tercatat lulus dari Habirandha tahun 1952.

Karir keseniannya dimulai semasa usianya 13 tahun, pada saat Sekolah Rakyat Sampoerna, tempat ia mengenyam pendidikan dasarnya sedang menyelenggarakan acara perpisahan dan tutup tahun. Di sanalah ia menunjukkan kemampuannya memainkan anak-anak wayang kepada publik.

Dalam perkembangannya ia dikenal memiliki kelebihan dalam soal sabet, yaitu terampil dalam solah-gerak wayang. Selain kepiawaiannya memainkan wayang, Ki Basirun juga gemar menari, tatah sungging wayang. Umumnya hasil tatah sunggingnya untuk koleksi pribadi.

Sebagai dalang, ia tidak saja mementaskan wayang di kotanya Yogyakarta, tapi juga kota-kota lain seperti Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Rembang, Magelang, Kroya dan lain-lain. Tapi satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat dirinya pentas bersama Ki Panut Darmoko, Ki Anon Suroto, Ki Manteb Sudarsono dalam Parade dalang dalam Pekan Desember di TMII 1986 yang diselenggarkaan PEPADI, SENAWANGI dan Persatuan Organisasi Kesenian Jawa. Karya-karyanya selain dalam pementasan Ki Basirun juga menulis bersama Drs. RM. Mudjanatistomo, RL. Radyomardowo, R.Ant. Sasongko Tjipto Wardojo.

Tulisan ini diterbitkan oleh Yayasan Habirandha 1977 dan selanjutnya menjadi buku pegangan para siswa pedalangan di Habirandha tempat di mana Basirun sekarang mengajar. Selain memberi pelajaran di almamaternya Habirandha, Ki Basirun juga dipercaya mengajar seni pedalangan di SMKI. Sekalipun bergelut dengan kesenian, orang mungkin tidak mengira bahwa is sebenarnya pernah bekerja di PJKA sebagai seorang masinis.

Bersama istrinya Chitijah, Ki Basirun atau M.B. Cermo Gupito Hadi Sumarto menetap di Cokrodiningratan J I/81B. Dari perkawinannya ini dikaruniai 6 anak laki-laki dan 3 perempuan.

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Nama Seniman, Sastrawan, Dan Budayawan

by admin || 01 April 2012

NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...


...
Bagong Kussudihardjo

by admin || 01 April 2012

Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari,  dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...


...
Raden Wedono Larassumbogo

by admin || 04 Maret 2014

Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta  pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta