by admin|| 04 Maret 2014 || 31.235 kali
Laki-laki lahir di Sleman 8 Juni 1929, agama : Islam, Alamat rumah : Gotok Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, Telp. 0822748548, No. HP. 08122731372, Pendidikan SD di Ngijon (1935 – 1941).
Empu keris ini lahir kira-kira tahun 1929 di desa Ngento-ento, Sumberagung, Moyudan, Sleman. Dalam sejarah kerajaan di Indonesia, empu keris memiliki kedudukan terhormat dan biasanya menjadi pegawai atau abdi dalem. Ayahnya, Si Supowinangun, adalah empu keris abdi dalem Kepatihan Yogyakarta.
Melihat silsilah Mbah Djeno termasuk pewaris keluarga empu secara turun-temurun dari mulai empu Ki Supadriyo jaman Majapahit. Ke-empuannya adalah proses panjang yang ditempuhnya sejak masa kecilnya. Sehabis pulang sekolah, Djeno biasanya membantu ayahnya membuat keris. Di sinilah Mbah Djeno mendapatkan pelajaran tentang keris dan proses pembuatannya. Kebiasaan ini menumbuhkan minat dan kecintaan dalam dirinya pada keris. Pada tahun 1963, ayahnya meninggal dunia. Saat itu ia mendapat firasat serta bermimpi membuat keris tiga kali bersama ayahnya. Baru tahun 1970 bersama kakaknya, Ki Empu Yoso Pangarso, ia akhirnya memutuskan kiprahnya sebagai pembuat keris di desa Jitar Sumberagung Moyudan Sleman 1990. kakaknya meninggal dunia.
Karya-karyanya diantaranya keris jenis jalak, jangkung, pendowo luk gangsal, sempana luk pitu, penimbal luk sanga, sabuk inten luk sewelas, parung sari luk telulas. Menurutnya masyarakat lebih banyak menyenangi baik untuk pusaka maupun koleksi adalah luk ganjil, itupun umumnya hanya sampai luk tiga belas. Karya-karyanya tersebut pernah diikutkan dalam even-even pameran, di Keraton Yogyakarta dalam pameran tahunan dari 1984-1988, Museum Sonobudoyo 1987, ISI tahun 1990 dan Pekan Raya Jakarta pada tahun 1990. Bersamaan dengan pameran kerisnya tahun 1983 dan 1987, ia pun menjadi nara sumber dalam sesi ceramah.
Sebagai upaya melestarikan tradisi keris yang sekarang tergolong sangat langka, Ki Empu Djeno Harumbrojo juga memberikan kursus-kursus kepada orang-orang di sekelilingnya, tak terkecuali keluarganya.
Atas keahliannya dan pengabdiannya pada pelestarian tradisi keris ini, Ki Djeno Harum Brojo mendapatkan beberapa penghargaan dari keraton Yogyakarta sebagai peserta pameran dari 1984-1988, piagam seni dari pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta 1985, dari Pemda Kabupaten Sleman tahun 1988.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...