by admin|| 05 Maret 2014 || 28.442 kali
Seniman dalang ini lahir di Canden, Bantul, pada 2 Desember 1932. Dari Keraton Yogyakarta ia mendapat anugerah nam Ki Bekel Cermosarjono. Dunia seni wayang digelutinya sejak masih kanak-kanak. Kebetulan ayahnya, Ki Cermokarsono adalah seorang dalang di daerahnya. Selain karena bakat, Ki Sugi mula-mula belajar kepada ayahnya yang kemudian dilanjutkan di Habirandha, sekolah dalang Keraton Yogyakarta. Tak heran, bila gaya pedalangannya adalah cara pedalangan Ngayogyakarta.
Baru tahun 1952, ketika usianya 20 tahun Ki Sugi mulai tampil mandiri. Perjalanannya kesenimanannya mencapai puncak-puncaknya pada tahun 1970-1980-an di mana permintaan pentas dari masyarakat cukup tinggi untuk berbagai acara: sunatan, pernikahan, ulang tahun, organisasi, bersih desa sampai ruwatan. Berbagai tempat pun dijelajahinya, dari wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah yang tergolong sebagai daerahnya, termasuk Sumatera dan Kalimantan.
Lakon-lakon yang pernah digarap dan mendapat perhatian cukup besar dari penggemarnya diantaranya : Wahyu Pancasila, Wahyu Panca Purba, Ambangun Bangsal Probosuyoso. Lakon-lakon tersebut tergolong carangan, artinya rekaan sang dalang sendiri yang lepas dari alur pokok cerita besarnya, Mahabharata-Ramayana.
Bagi Ki Sugi, pentas bukanlah semata-mata untuk mencari nafkah tapi juga demi pelestarian, pembinaan dan pengembangan seni pedalangan. Di samping sebagai dalang, Ki Sugi ternyata juga menguasai beberapa kesenian : seni tatah sungging wayang, seni ukir, seni tari khususnya untuk wayang orang. Kenthongan kayu berukir adalah satu dari karyanya yang dipajang di kompleks Kepatihan. Sedang wayang kulit yang pernah dibuatnya pernah dipamerkan dalam Pekan Wayang I di TIM Jakarta. Karya-karya semacam ini biasanya dikerjakan saat tidak sedang menghadapi pentas. Di sela-sela kesibukannya sebagai seniman, Ki Sugi yang pernah berjuang memanggul senjata, juga aktif anggota Veteran Pejuang 45. Setiap hari, ia berkantor di Kecamatan Jetis, Bantul.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...