by admin|| 05 Maret 2014 || 32.465 kali
KRT Suryohasmoro atau Mas Dadap Mantap adalah seorang dalang senior Yogyakarta kelahiran Kulon Progo, 7 Desember 1913 dengan nama Saroso. Tumbuh dan besar di tengah keluarga dalang mulai dari ayah, kakek, sampai buyutnya. Pendidikannya sendiri hanya sampai SR kelas V tahun 1924. Selanjutnya memasuki sekolah dalang Habirandha di keraton Yogyakarta dan selesai 1937.
Meskipun demikian, sebenarnya ia sudah mulai bermain wayang sejak berusia 15 tahun. Layaknya orang yang terjun menjadi dalang, di samping mempelajari seni pedalangan itu sendiri, ia pun mempelajari cabang seni lainya. Karawitan, seni sungging wayang. Sebagai dalang, ia sudah menjelajah ke berbagai pelosok desa. Dan dari tahun 1935 sampai 1950, berkedudukan tetap sebagai dalang Keraton Yogyakarta. Selain sebagai dalang, pada tahun 1940, ia menjadi abdi dalem punggawa keraton Yogyakarta dengan pangkat jajar sampai mencapai pangkat kanjeng raden tumenggung sekarang ini.
Karya-karya pedalangannya, selain lakon-lakon yang pernah dipentaskannya Ki Mas Dadap Mantap ini juga menulis buku. Diantaranya : Serat Bharatayuda yang ditulis bersama-sama Ki Suparman dan Ki Sutama dan diterbitkan oleh BP Kedaulatan Rakyat, Pedalangan Ngayogyakarta ditulis bersama-sama Drs. Mudjanatistomo, R. Ant. Sangkono Tjipto Wardojo, dan Ki Basirun Hadisumarta. diterbitkan oleh Habirandha. Buku terakhir ini menjadi peganan wajib kursus pedalangan Habirandha. Lainnya adalah lakon-lakon pakeliran gaya Yogyakarta.
Beberapa kegiatan lain disamping sebagai dalang, dan abdi dalem, adalah mengajar di Habirandha yang merupakan almamaternya, kemudian di SMKI dan kursus-kursus privat di rumhanya. Dedikasinya yang tinggi pada dunia seni pedalangan, telah membawanya memperoleh beberapa penghargaan dari walikota madya, senawangi.
Diusianya yang semakin senja, KRT Suryohasmoro masih mengabdikan dirinya paa bebadan KHP Mardawa Budaya, suatu badan di keraton yang membidangi kebudayaan. Dari perkawinannya dengan Ny. Saparjilah ia dikaruniai 4 anak laki-laki dan 2 perempuan dan menetap di kediamannya Kampung Suronatan, Ngasem KP II/123 Yogyakarta bersama istri Ny. Saparjilah.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...