Agung Kurniawan

 

Laki-laki, lahir di Jember, 14 Maret 1968, Agama : Katolik, Alamat rumah : Jl. Rotowijayan No. 27 Yogyakarta 55132, Telp (0274) 385289, No. HP. 08122950537, Email : lekforum@indosat.net.id , Pendidikan : Fakultas Sastra UGM Yogyakarta, Jurusan Arkeologi (1987-1991); ISI Yogyakarta, Jurusan Grafis (1991-1995).

Telah mengadakan pameran tunggal di Cemeti Contemporary Art Galery, Yogyakarta (1994, 1995, 2001); di Galeri Lontar Jakarta (1998), di CCF Yogyakarta dan Barak Gallery Bandung (2000) dan di Goethe Institute Jakarta (2003). Sejak tahun 1990 sampai sekarang aktif mengikuti pameran bersama baik di dalam negeri (di Malang, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Jakarta, Ujung Pandang, Magelang dll) serta di luar negeri (Chejun Island/Korea Selatan, Singapore, Brisbane, Sapooro/Jepang, Helsinki, Ipoh, traveling exhibition di Australia dan Eropa, Delft/Belanda, Bangladesh, Hongkong dll). Selain sebagai seniman kreatif, ia adalah seorang freelance illustrator (1994-sekarang), curator dan co-owner Kedai Kebun Restaurant dan Gallery, Yogyakarta (1997-sekarang), Research & Development di Cemeti Art Foundation (sejak tahun 2000), Domestic Art Program di Cemeti Art Foundation (1995-2000), Ketua Cemeti Art Foundation (2004-2005), Project Officer untuk publikasi OUTLET (1996) dan Aspect of Indonesian Visual Arts (1999) serta editor dan illustrator Marginal Sites (Enrique Publ Jakarta 2002).

Memperoleh penghargaan Print yang terbaik pada Dies Natalis V ISI Yogyakarta (1992), Print yang terbaik Mc. Donalds Awads, Lustrum II ISI Yogyakarta (1994) dan Karya Terbaik Philip Morris Indonesian Art Awards, Jakarta (1996).

 

Perubahan-perubahan  karakter karya kreatif Agung selalu saja bermula dari sikap kritisnya terhadap diri sendiri dan situasi yang menyelimutinya. Ia sadar telah hidup sekian puluh tahun berada pada situasi yang tak bisa dihindari. Ia bersama sekian puluh atau ratus juga orang di Indonesia mendapat beban untuk menjalani hidup dengan apa yang telah digariskan negara, atau berperan sebagai manusia (rakyat) politis yang terkadang terjepit (Mikke Susanto, In Between – Perupa dalam Rotasi Media, 2003).