Kawindrosutikno

by admin|| 06 Maret 2014 || 28.199 kali

...

Seniman karawitan ini kelahiran Yogyakarta, 18 Oktober 1922 dengan nama Suwandi. Ia besar dalam keluarga sederhana. Lingkungan sekitarnya, di ndalem Purbodiningratan adalah tempat kegiatan berolah seni seperti seni tari, karawitan, ketoprak dan wayang. Keseharian semacam ini bagi Suwandi nampaknya menumbuhkan rasa senang sekaligus minat untuk mempelajarinya.

Untuk memenuhi minatnya itu, pada tahun 1930-an, Suwandi nyantrik kepada Kanjeng Purbodiningrat. Pada tahun yang sama, dengan penuh rasa percaya diri, ia mengajukan diri mengabdi pada keraton, upaya memperluas pengetahuan dan kemampuannya dalam seni yang digelutinya. Sementara belajar tari dan karawitan tetap berjalan, pada tahun 1937, Suwandi diangkat sebagai abdi dalem punakawan bedhaya, dengan nama Atmadipraya. Atas keuletannya dalam mengabdi, 3 tahun berikutnya ia dipindah sebagai abdi dalem Nrang Dahana atau bagian pemadam kebakaran dengan nama Dipraya Pawaka. Pengalaman ini dirasakan cukup berharga. Karena tidak lama kemudian, pada tahun 1950, ia dipindah ke kantor kapujanggan atau kesusastraan, dengan nama Kawindraosutikno. Di sinilah ia bertemu dengan Kuswadji Kawindrosusanto yang memberikan bimbingan kepadanya dalam masalah sastra, filsafat jawa.

Tahun 1955  Kawindrosutikno mendapat kepercayaan untuk mengajar seni karawitan di Paguyuban Katolik Cipta Budaya Yogyakarta. Kesempatan yang memberinya harapan bagi kariernya dalam seni karawitan. Dan berturut-turut, tahun 1959, ia mengajar di Sekolah Guru Bantu (SGB) Jetis, 1960 mengajar Perkumpulan Ngesti Laras Polisi, Inspeksi Yogyakarta termasuk SMKI dan ISI Yogyakarta.

Banyak sudah event seni budaya diikutinya: 1956 mewakili misi seni Jawa Tengah, ia bersemangat ke Kalimantan, 1962 membantu tim sendratari Keraton Yogyakarta, 1964m mengikuti Misi Kesenian Indonesia ke Pilipina, 1966 mengikuti Misi Kesenian Sendra Tari Ramayana ke India, 1970 ke Osaka Jepang, dan 1975 ke Eropa mengikuti misi kesenian Borobudur.

Karya-karyanya meliputi Ladrang Cipta Budaya, sebagai karya pertama tahun 1955, Ladrang Pambuka SPG I dan II (1955), Ladrang Puspitarini (1970), Ladrang Handoyorini (1973). Dari karya-karyanya di kenal luwes dalam menentukan laras dan pathetnya. Karya lainnya berupa buku Notasi Kendhangan (1971), Sekar Mandrawanan Gaya Baru (1973). Gendhing-gendhing iringan Tari (1977). Buku-buku tersebut telah diterbitkan oleh SMKI tahun 1978.

Berbagai penghargaan yang pernah diterimanya diantaranya dari : Kepala Polisi Inspeksi Yogyakarta (1962), Perkumpulan Kesenian Keluarga Kedaulatan Rakyat (1965), Panitia Nasional Indonesia Expo’70 Osaka Jepang dll.

Pendidikannya yang diawali dari Sekolah Dasar (1922-1934), Sekolah Boedi Oetomo (1934-1937) ikut memberinya keyakinan dalam berkesenian, sebuah dunia yang sudah dikenalnya sejak masa kanak-kanak. Ia sendiri karena kesungguhan dan keuletannya, pada tahun 1989 mendapat pangkat riyo dengan sebutan baru Raden Riyo Endropura.

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Nama Seniman, Sastrawan, Dan Budayawan

by admin || 01 April 2012

NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...


...
Bagong Kussudihardjo

by admin || 01 April 2012

Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari,  dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...


...
Raden Wedono Larassumbogo

by admin || 04 Maret 2014

Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta  pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta