Dolanan Gamparan

by admin|| 06 Maret 2014 || 33.608 kali

...

 

Permainan tradisional anak-anak yang menggunakan alat batu sebagai sarana permainannya. Permainan ini dilakukan secara berpasanangan atau berkelompok, sehingga pemain harus berjumlah genap, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki yang rata-rata berusia 10 sampai 14 tahun. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mentas ( main dahulu), dan kelompok dadi atau nggasang. Permainan ini dimainkan di halaman terbuka yang cukup datar dan rata, dapat ditanah yang masih alami atau yang sudah diperkeras dengan luas kira-kira 3x6 m. Jenis batu yang digunakan ada dua macam, batu kecil sebagai alat pelempar ( gacok ) dan batu yang agak besar sebagai sasarannya ( gasangan ).

            Cara bermain gamparan dilakukan dengan beberapa tahap untuk mencaapi suatu kemenangan. Misal pemain terdiri dari A,B,C dan D telah membawa peralatannya yang berupa batu sebagai gacuk dan gasangan, kemudian mereka membuat garis batas gasangan dan garis batas melempar batu (saku) dan kurang lebih 15 langkah kaki ( 6 m ), serta garis batasa nggampar  ±2 m dari garis batas gasangan. Untuk menentukan siap yang main duluan dengan cara diundi ( hom ping sut ) untuk setiap pasangan pemain, yang kalah dalam undian bertindak sebagai penjaga batu gasangan ( nggasang).

Berikut gambar lapangan permainannya

:                                                                      

                                                                        1.                     2.                                 3.

 

                                                                                                                                                                                                                                                Arah Bermain

Keterangan :

1 = Garis batas gasangan

2. = Garis batas nggampar

3  = Garis batas suku (lemparan )

       

                        Batu Gasangan

       

Batu Gacuk

     

                        Posisi pemain

 

 

Saat pemain melempar batu dari garis saku tidak boleh melampui batas. Jatuhnya gacuk harus melewati garis  harus diulang, atau sedapat mungkin mengenai batu gasangan. Bila  kurang dari garis gasangan tidak boleh bermain dan bila tepat garis  harus diulang, atau sedapat mungkin  mengenai batu gasangan. Bila batu gasangan roboh, permainan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. Tetapi apabila tidak roboh, maka harus diulang sehingga mengenai sasarannya. Dan apabila salah satu pemain tidak bisa merobohkan, maka dapat dibantu oleh pemain lainnya. Kemudian tahap berikutnya pemain meletakkan batu gacuk di atas jari-jari kakinya ( boleh kanan atau kiri ) , lalu angkling ( berjalan dengan satu kaki) menuju ke tempat batu gasangan. Apabila salah satu  pemain gagal melakukanya, pemain yang lain boleh membatunya. Tahap berikutnya adalah  nggampar ( mengayunkan batu yang ada di kaki untuk mengenai sasarannya) batu gasangan hingga roboh.  Tahap terakhir pemain yang menang mulai melangkah dari garis saku dengan meletakkan batu gacuk di atas kepala menuju ke garis batas batu gasangan, batu gacuk dijatuhkan dari kepala untuk merobohkan batu gasangan, tanpa dipegang atau disentuh tangan. Jika berhasil, maka pemain menang dan mendapat nilai.

            Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak-anak pada waktu sore hari, sebagai hiburan dan rekreasi. Bersamaan dengan itu sebenarnya terkandung norma-norma yang dipelajari oleh anak-anak tersebut, misalnya bersosialisasi dengan teman sebaya dan harus bermain secara sportif dan jujur.

 

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Dolanan Jamuran

by admin || 06 Maret 2014

Permainan tradisional anak-anak Yogyakarta yang anggota pemainnya tujuh atau sembilan orang. Cara bermainnya, satu orang mejadi pancer ( pusat ), dan pemain yang lainnya bergandengan tangan ...


...
Dolanan Bas-basan

by admin || 06 Maret 2014

  Bas-basan. Permainan tradisional yang menggunakan bidang petak-petak semacam papan catur, yang disebut dham-dhaman. Petak-petak dibagi menjadi tiga ruang, dua runag puncak, dan ...


...
Dolanan Genukan

by admin || 06 Maret 2014

  Genukan. Permainan tradisional anak-anak yang dimainkan oleh anak-anak perempuan. Pemain terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok kanan dan kelompok kiri. Salah seorang pemain ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta