by admin|| 07 Maret 2014 || 71.635 kali
Permainan tardisional anak-anak yang bersifat kreatif, yang pelaksanaannya denga cara mengetuk-ketuk ( cublak-cublak) alat permainannya yang berupa subang ( suweng ) atau uwer atau biji-bijian lainnya, di telapak tangan para pemain. Pemain dalam permaian ini, baik usia maupun jumlahnya tidak dibatasi, namun akan lebih baik jika jumlah pemain tidak terlalu banyak. Permainan ini dapat dilakukan di mana saja.
Cara bermainnya, ketika para pemain berkumpul, dilakukan undian (hompipah) untuk menentukan salah seorang yang harus jadi (dadi). Pemain yang dadi segera duduk bersimpuh kemudian telungkup dengan kedua tangan saling berdekatan di bawah kepala. Pemain yang lainnya duduk bersimpuh mengelilingi yang dadi dengan posisi kedua telapak tangan terbuka di atas panggung yang dadi. Kemudian salah satu pemain berperan sebagai mbok untuk memimpin permainan. Si mbok ini hanya meletakan tangan kirinya di atas punggung yang dadi sementara tangan kanannya digunakan untuk memegang suweng (subang) atau kerikil. Tangan kanan si mbok mengetuk-ketukan kerikil ke tangan para pemain secara bergantian dengan iringan lagu. Lagu tersebut adalah :”cublak-cublak suweng, suwenge ting gelenter, mambu ketundhung gudel, pak empong lera-lere, sapa ngguyu ndhelikake, sir-sir pong dhele gosong, sir-sir pong dhele gosong.
Di tengah-tengah lagu, kerikil diletakkan di salah satu telapak tangan pemain, lalu semua pemain mengangkat tangannya. Dalam posisi tangan menggenggap dan jari telunjuk tegak lurus saling digesek-gesekkan sambil menyanyikan “ sir-sir pong dhele gososng” berulang kali. Kemudian pemain yang dadi bangun dari tengkurapnya untuk menebak siapa pemain yang membawa kerikil. Ketika pemain yang menunjuk kesalah satu pemain sambil mengatakan “gosong”. Bila tebakannya tersebut tepat, maka menang. Dan pemain yang tertebak menggantikan posisinya sebagai pemain yang dadi. Namun jika tebakan tersebut keliru maka tidak ada perubahan posisi pemain.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 06 Maret 2014
Permainan tradisional anak-anak Yogyakarta yang anggota pemainnya tujuh atau sembilan orang. Cara bermainnya, satu orang mejadi pancer ( pusat ), dan pemain yang lainnya bergandengan tangan ...
by admin || 06 Maret 2014
Bas-basan. Permainan tradisional yang menggunakan bidang petak-petak semacam papan catur, yang disebut dham-dhaman. Petak-petak dibagi menjadi tiga ruang, dua runag puncak, dan ...
by admin || 06 Maret 2014
Genukan. Permainan tradisional anak-anak yang dimainkan oleh anak-anak perempuan. Pemain terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok kanan dan kelompok kiri. Salah seorang pemain ...