by admin|| 07 Maret 2014 || 46.125 kali
Lahir di Yogyakarta 9 Oktober 1928. Bapak tujuh anak ini merupakan cicit Sultan Hamengku Buwono VII. Ayahnya bernama RM. Atmacandra Sentana adalah putra K.G.P.A. Djuminah yang merupakan putra Sultan Hamengku Buwono VII. Konon sang kakek, Gusti Djuminah, dicalonkan mengganti kedudukan Sultan Hamnegku Buwono VII, namun lantaran membelot, Gusti Djuminah dihukum kurantil (diasingkan). RM Atmacandra Sentana, ayah Bagonh adalah seorang bangsawan Jawa yang menggemari kesenian, seperti karawitan, pedalangan, sastra, dan seni tari sedangkan ibunya Siti Aminah mempunyai keahlian membatik.
Bakat seni dari kedua orang tuanya mengalir pada diri Bagong. Pendidikan Bagong setelah lulus dari Sekolah Tari Taman Siswa, melanjutkan ke Akademi Seni Rupa Indonesia ( ASRI ) Yogyakarta tapi tidak sampai tamat.Kemudian belajar koreografer dan balet pada Martha Grham dari New York, dan Connecticut College Jacobus, Pillow University of The Dance (1957).
Tahun 1946 Bagong mulai belajar menari pada kakaknya Kuswaji Kawindrosusanto dan GPH Tedjokusumo, seorang pangeran Keraton Yogyakarta. Pada awalnya Bagong hanya seorang penari klasik Jawa gaya Yogyakarta, dengan spesialisasi Tari Kera. Kemudian Bagong bergabung dalam perkumpulan tari Kridha Beksa Wirama dan Irama Citra. Pada tahun yang sama juga, Bagong mempelajari seni lukis secara serius pada Hendra Gunawan dan Sudiardja. Pada tahun itu tercatat Bagong bergabung pada pelukis Rakyat. Namun empat tahun kemudian (1950) ketika Pelukis Rakyat bernaung di bawah panji Lekra-RI, Bagong bersama Kusnadi,Sumitro,Sasongko dan lain-lain menyatakan keluar dari organisasi tersebut. Sebagai gantinya Bagong dan teman-temannya mendirikan Pelukis Indonesia. Di organisasi seni rupa terakhir inilah ia mengembangkan diri.
Pada tahun 1953, untuk pertamakalinya Bagong pergi ke luar negeri untuk menari dan mengadakan pameran seni lukis. Tahun 1957, Bagong mendapat beasiswa dari Rockefeller Foundation untuk meninjau dan mempelajari tarian klasik dan modern di negara-negara Asia,Amerika dan Eropa. Pada tahun 1958, sepulang dari perlawatan budaya tersebut, Bagong mendirikan Pusat Latihan Tari “ Bagong Kususdiharjo:, suatu wadah pengolahan kreatif di bidang tari yang terletak di Kembaran, Taman Tirta, Kasihan Bantul, Yogyakarta. Pada awal pendirian padepokan tari tersebut Bagong banyakmendapat cibiran karena ia dianggap merusak tari, mengingat tari klasik Jawa sudah mengakar di masyarakat. Namun Bagong tetap saja berkarya mencipta tari , dan mencetuskan sejumlah eksperimentasi tari. Tercatat ratusan tari telah diciptakannya, diantaranya adalah menerima penghargaan medali emas dari pemerintah Bangladesh untuk lukisannya yang berjudul Dua Torso (1971) saat berpameran di Decca, mendapat anugerah seni dari pemerintah RI (1985) dan penghargaan dari Sri Paulus VI atas fragmen “ Perjalanan Yesus Kristus”
Disamping aktif dalam bidang seni tari dan seni lukis, Bagong juga menulis beberapa buku, yaitu : Dari Klasik Kontemporere (1992), daya Kidung (kumpulan pusi, 1992), Seni Lukis Batik sebuah pengalaman (Yogyakarta, 1993) dan Olah Seni, sebuah pengalaman (Yogyakarta 1993), Bagong juga pernah main film yang berjudul Kugapai Cintamu.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...