Didik Nini Thowok

by admin|| 07 Maret 2014 || 43.547 kali

...

Lahir di Temanggung, 13 November 1954. Pendidikan Akademi Seni Tari Indonesia (1974), lulus sarjana muda (1977) dan sarjana seni tari (1983). Pada tahun 1973 pernah bekerja di Kabin Kebudayaan, Kabupaten Tamanggung, sebagai guru tari SD, SMP dan SMA. Pada tahun 1975 bersama teman-teman sekampusnya Bekti Budi Astuti dan Bambang Leksana Setya Aji membentuk grup tari Nini Thowok. Nama ini diambil dari salah satu tarian ciptaan Bekti yaitu tarian untuk ujian sarjana mudanya du ASTI (ISI sekarang). Pada tanggal 2 Februari 1980 ia mendirikan Sanggar Tari Natya Lakshita yang berada di Jl. Godean, Yogyakarta, ia juga mengajar tari Sunda di Sekolah Menengah Kerawitan Indonesia Yogyakarta (1976-1980), dosen tari Sunda dan tat arias di ASTI Yogyakarta atau ISI sekarang ( 19676-1985), dan sebagai dosen rias di Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta (1983 sampai sekarang).

            Yang menarik dalam tariannya adalah unsure humor dan kelenturan tubuhnya. Ia pernah tampil membawakan tari Dwi Muka, ciptaannya sendiri di depan tamu-tamu KTT Non Blok di Jakarta (1992), tari yang sama juga pernah ditampilkan di Istana Negara Jakarta dalam acara Cultural Performance untuk menjamu Mr. Keiichi Miyazawa ( Perdana Menteri Jepang), Mr. Helmut Kohl ( Kanselir Republik Federasi Jerman) dan Mr. Goh Chok Tong ( Perdana Menteri Singapura ) saat mereka berkunjung di Indonesia (1993). Dalam membawakan tarian tersebut, ia membelakangi penonton, tetapi memakai topeng kepala bagian belanag, dan pakaian wanita yang dikenakan juga menghadap ke belakang. Topeng dan busana itu pula yang menyebabkan si penari seolah-olah menghadap penonton. Dan klimaknya adalah ketika si penari membalikan badan. Ide penciptaan tarian tersebut berasal dari film detektif yang ditontonnya pada tahun 1987. Dalam film itu ada seorang bandit yang memakai topeng di belakang kepalanya.

            Penghargaan yang pernah diterimanya antara lain dari Depdikbud sebagai Mahasiswa Teladan (1976), Juara I Lomba Rias Pengantin yang diselenggarakan oleh Persatuan Paes 16 Yogyakarta, Juara III Rias Fency se –DIY (1980), Pria Populer DIY (1982), Penghargaan Seni DIY dari Paku Alam VIII (1989), dan Artis Komedia Terbaik versi PWIDIY (1993).

Artikel Terpopuler


...
Istilah - Istilah Gamelan dan Seni Karawitan

by admin || 07 Maret 2014

Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender.    Adangiyah. Nama dari jenis ...


...
Istilah- Istilah Gerakan Tari  Gaya  Yogyakarta

by admin || 05 Maret 2014

Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...


...
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo

by admin || 04 Maret 2014

Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...



Artikel Terkait


...
Nama Seniman, Sastrawan, Dan Budayawan

by admin || 01 April 2012

NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...


...
Bagong Kussudihardjo

by admin || 01 April 2012

Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari,  dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...


...
Raden Wedono Larassumbogo

by admin || 04 Maret 2014

Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta  pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta