by admin|| 10 Maret 2014 || 94.129 kali
Profil Seniman Dalang
BASIROEN HADISUMARTA alias M.W. CERMAGUPITA
Lahir : Yogyakarta, 25 Februari 1925,
Agama : Islam,
Alamat Rumah : Cokrodiningratan JT II/78 RT 11 RW III, Kelurahan Cokrodiningratan,
Kecamatan : Jetis, Yogyakarta 55233, Telepon : (0274) 518349,
Pendidikan : SLTP BO ( 1948 – 1950 ).
Menjadi seniman dalang wayang kulit serta Tari danKarawitan (1948-1950). Menjadi seniman dalang wayang kulit karena telah terbukti dapat menjadi sumber ketentraman hidup sekeluarga. Sampai sekarang masih mengajar di ISI Yogyakarta dan pamulangan Habiranda Kraton Ngayogyakarta serta menjadi Ketua II, selain itu juga memberikan kursus kepada orang Amreika ( 1966 – 1969 ) dan aktif sebagai anggota PEPADI serta anggota juri lomba dalang baik dari Daerah maupun Pusat.
Misinya dalam mendalang adalah berusaha agar pakeliran yang disajikan berbobot, mewujudkan kesenian yang tinggi nilainya dan benar-benar karya seni yang Adiluhung. Medalang tidak hanya untuk keperluan upacara perkawinan, bersih desa, Peringatan Hari Proklamasi, pentas di RRI Yogyakarta, tetapi juga untuk upacara ruwatan, menjamu pariwisata di Kraton,apresiasi seni pewayangan untuk SD dan pameran-pameran wayang baik di Yogyakarta ataupun di Jakarta.
Telah menerbitkan stensilan Kamus Kawi Jawa khusus untuk siswa (1970), Buku Teori Cepengan Sabetan Wayang Kulit (1980) dan Pakem Pedalangan Yogyakarta Jilid I ( 1977). Dikenal sebagai Pembina seni pedalangan sekaligus pelaku seni pedalangan itu sendiri. Lahir di Yogyakarta, 23 Februari 1925 dari pasangan Bapak Martorejo dan Ibu Sapar. Kegemarannya membuat dan memainkan wayang sudah Nampak sejak kecil baik belajar sendiri maupun lewat kursus. Kebetulan kakeknya adalah seorang dalang. Dari kakeknya ia menguasai dan terampil dalam olah seni pedalangan. Pengetahuan lebih jauh tentang seni pedalangan diperolehnya lewat kursus di Habiranda, sekolah dalang milik keratin Yogyakarta. Ia tercatat lulus dari Habiranda tahun 1952.
Karir kesenimannya dimulai semasa usianya 13 tahun, pada saat Sekolah Rakyat Sampoerna, tempat ia mengenyam pendidikan dasarnya sedang menyelenggarakan acara perpisahan dan tutup tahun. Di sanalah ia menunjukan kemampuannya memainkan anak-anak wayang kepada public.
Dalam perkembangannya ia dikenal memiliki kelebihan dalam soal sabet, yaitu terampil dalam solah gerak wayang. Selain kepiawaiannya memainkan wayang, Ki Basirun juga gemar menari, tatah sungging wayang. Umumnya hasil tatah sungingnya untuk koleksi pribadi. Sebagai dalang, ia tidak saja mementaskan wayang di kotanya Yogyakarta, tapi jiga kota-kota lain seperti Ponorogo, Nganjuk, Kediri, Rembang, Magelang, Kroya dan lain-lain. Tapi satu pengalamanan yang paling berkesan adalah saat dirinya pentas bersama Ki Panut Darmoko, Ki Anom Suroto, Ki Manteb Soedarsono dalam Parade dalang dalam Pekan Organisasi Kesenian Jawa. KArya-karya selain dalam pementasan, Ki Basirun juga menulis. Satu diantaranya yang terbit adalah buku Pedhalangan Yogyakarta yang ditulisnya bersama Drs. RM. Mudjanatistomo, RL. Radyamardowo, R. Ant Sasongko Tjipto Wardojo. Tulisan ini diterbitkan oleh Yayasan Habirandha 1977 dan selanjutnya menjadi buku pegangan para siswa pedalangan di Habirandha tempat di mana Basirun sekarang mengajar.
Selain memberi pelajaran di almamaternya, Ki Basirun juga dipercaya mengajar seni pedalangan di SMKI, Sekalipun bergelut dengan kesenian, orang mungkin tidak mengira bahwa ia sebenarnya pernah bekerja di PJKA sebagai seorang masinis.
Bersama istrinya Chotijah, Ki Basirun atau M.B. Cermo Gupito Hadi Sumarto dikaruniai 6 anak laki-laki dan 3 perempuan.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 01 April 2012
NAMA SENIMAN, SASTRAWAN DAN BUDAYAWAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2002 1.R.M. Bagong Kussudiardjo, Jl. Singosaren no. 9, Yogyakarta Yogyakarta, 9 Okt 1928, ...
by admin || 01 April 2012
Bagong Kusudiardjo, Lahir di Yogyakarta merupakan sosok kontroversial dunia kesenian Indonesia, khususnya seni tari, dan seni rupa, seperti Kakeknya yang tidak lain putra HB VII, ia membelot ...
by admin || 04 Maret 2014
Raden Wedono Larassumbogo, putra kedua dari R. Sosrosidurejo ini dilahirkan di Kampung Bumijo Yogyakarta pada tanggal 27 Juli 1884 atau 12 Dulkongidah wawu 1813. Pada masa kecilnya bernama ...