by admin|| 19 Maret 2014 || 124.147 kali
Bedhaya “Sri Kawuryan” digubah pada masa pemerintahan KGPAA Paku Alam IX, pertama kali dipentaskan dalam acara Tumbuk Ageng KGPAA Paku Alam IX tahun 2008. Dinamakan Bedhaya “Sri Kawuryan” kareena mengikuti nama bagian iringan tarinya yang disebut Lagon “ Sri Kawuryan”, Lagon dipergunakan pada awal tari, yaitu ketika para penari berjalan nmenuju arena pergelaran. “Sri Kawuryan” dimaknai sebgai raja yang terlihat atau yang bertahta. Diwujudkan ke dalam lembut gemulainya gerak tari “Bedhaya”. Tarian ini dibawakan oleh 7 (tujuh) orang penari, dimaksudkan untuk mengungkap keragaman dinamika fenomena yang berlangsung di dalam kehidupan, khususnya yang berlangsung di Puro Pakualaman
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 15 Januari 2013
.
by admin || 29 Juli 2016
Mengisahkan pengangkatan Prabu Ramawijaya sebagai raja di wilayah Ngawangga di bawah kepemimpinan raja kera Sugriwa. diawali perjalanan Rama dan adiknya Lesmana dalam mencari istrinya dewi Sinta yang ...