by admin|| 11 Agustus 2015 || 10.617 kali
Labuhan Lawu dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 20 Mei 2015 di Gunung Lawu , Karanganyar , Jawa Tengah. Dilaksanakan dalam rangka memperingati naik tahta Sultan Hamengku Buwono X.
Labuhan Lawu dilaksanakan rutin setiap tahun bersamaan dengan labuhan yang ada di Yogyakarta yaitu Labuhan Merapi dan Labuhan Parangkusumo.
Gunung Lawu terletak di kecamatan Karangpandan,Kabupaten Karanganyar ,Jawa Tengah. Sejak jaman dahulu, gunung ini dipercaya sebagai sumber dari semua kebudayaan serta diyakini masyarakat sebagai sumber atau pusat kekuatan ghaib yang memayungi peradaban manusia. Dipilihnya labuhan di Gunung Lawu karena merupakan tempat bersemedi dan meninggalnya dua orang yang dihormati karena jasanya dalam hidup sebagai nenek moyang Kraton Kasultanan Ngayogyakarta. Dua orang tersebut adalah Sunan Lawu I dan II yaitu Prabu Brawijaya V dan anaknya.
Penyelenggaraan upacara adat labuhan lawu merupakan wujud dari kepercayaan masyarakat jawa, khususnya warga Yogyakarta, dalam hal ini merupakan keturunan Karaton. Dilaksanakan sebagai sarana mendoakan kaum pendahulu Kasultanan.Bukan hanya sekedar ritual, upacara adat ini sekaligus menjadi daya tarik wisata bagi masyarakat dan wisatawan asing.
Prosesi dimulai dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada hari Rabu, tanggal 19 Mei 2015 dimana Abdi Dalem sebagai utusan membawa Ubo rampe sesaji untuk di kirim ke Karanganyar.
Rombongan Abdi dalem membawa sesaji ke rumah dinas Bupati Karanganyar dan diterima oleh Bapak Bupati Karanganyar Drs.H.Juliatmomo,MM. Selanjutnya Ubo rampe sesaji diserahkan kepada Juru Kunci Lawu yaitu Bekel Anem Suraksa Ardi Lawu untuk dibawa ke Padepokan Nano, kalurahan Tawangmangu,Kecamatan Tawangmangu untuk diistirahatkan sejenak dan dilaksanakan kenduri.
Maksud diadakannya kenduri adalah dalam pelaksanaan labuhan nanti para Abdi Dalem dalam melaksanakan tugas dari Kraton diberikan keselamatan, kelancaran dari awal prosesi sampai selesai.
Ubo rampe sesaji disemayamkan di Hargo Dalem yaitu tempat pertapaan Brawijaya V kala itu.Selain Ubo rampe sesaji dari Kraton juga ada beberapa sesaji berupa makanan antara lain ingkung ayam,tumpeng nasi putih ,beberapa buah kelapa dll yang nantinya akan di bagikan dan dimakan bersama-sama untuk pengunjung labuhan Lawu serta masyarakat sekitar.
Uba Rampe yang dilabuh :
1.Sinjang Limar : 1 lembar
2.Sinjang Cangkring : 1 lembar
3.Semekan Gadhung : 1 lembar
4.Semekan Gadhung Melati : 1 lembar
5.Peningset Udaraga : 1 lembar
6.Kambil Watangan : 1 lembar
7.Seswangen : 10 biji
8.Seloratus Lisah Konyoh : 1 buntal
9.Yotro Tindih : 2 amplop
10.Destar doromuluk : 1 lembar
Ubo Rampe sesaji dari Kraton dilorod sebagai symbol ngalap berkah dari Labuhan Lawu.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...