by admin|| 07 September 2015 || 6.278 kali
Festival Kesenian Yogyakarta (FKY) resmi ditutup pada sabtu (5/9/2015) malam di Taman Kuliner Condongcatur. Gelaran FKY ke-27 ini ditutup lewat pertunjukan musisi Sawung Jabo lewat sejumlah lagu hitsnya.
Lagu-lagu hits bertemakan sosial yang dibawakan musisi bernama asli Mochammad Djohansyah itu menghentak panggung utama FKY di area Taman Kuliner. Pengunjung menyambut antusias saat Sawung Jabo membawakan sejumlah lagu hitsnya seperti Badut, Hio, Bongkar dan lagu fenomenal Bento yang dulu digarap bersama Iwan Fals.
FKY tahun ini boleh dibilang menangguk kesuksesan lebih besar dibanding penyelenggaraan event yang sama tahun-tahun sebelumnya. Selain panggung utama, ada beberapa venue menarik yang ditawarkan. Mulai dari mini stage, pasar kuliner, panggung senyap, pasar seni dan kerajinan, sampai sejumlah karya instalasi dan seni rupa yang dijadikan obyek ber-selfie ria oleh para pengunjung.
Roby Setiawan, Ketua Divisi Seni dan Kreatif FKY 2015, mengatakan area yang luas memang memudahkan para seniman dan tim kreatif bereksplorasi merancang gelaran FKY 2015. “Kami bisa membuat tiga panggung yang jaraknya tidak terlalu berdekatan, diselingi pasar kerajinan sehingga pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan dengan rasa puas,” katanya kepada RRI.
Ishari Sahida, selaku Ketua Umum Panitia FKY 2015 mengakui selama 18 hari digelarnya FKY, 19 Agustus – 5 September, panitia selalu berusaha mengemas acara yang bervariasi, inovatif dan tentunya mempunyai daya tarik. Tak hanya kesenian tradisional, ragam seni modern dan kontemporer juga ditampilkan.
“Selama pelaksanaan FKY, kami memperkirakan hampir 200.000 orang pengunjung menikmati suguhan FKY. Itu berarti rata-rata ada 10.000 orang setiap malam mengunjungi sajian kesenian serta pasar seni yang ada di Taman Kuliner ini,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Ari Wulu itu.
Acara penutupan FKY 2015 tergolong meriah. Musik Uyu-Uyu yang dimainkan grup karawitan Canda Nada menghibur penonton, termasuk penampilan tari Golek Ayun-Ayun oleh Sanggar Sekar Arum yang tampil setelah Canda Nada.
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...