by admin|| 13 Oktober 2015 || 35.100 kali
Yogyakarta : Kotagede sebagai Ibukota Kerajaan Islam terbesar ketiga di Nusantara setelah Sriwijaya dan Majapahit, oleh World Heritage Fund dikhawatirkan musnah, terlebih pasca gempa banyak bangunan pendopo kuno bersejarah khas Kotagede berpindah ke lain kota.
Sehubungan dengan kekhawatiran itu, maka warga Kotagede terus-menerus berupaya bahu-membahu menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan yang masih tersisa dan mengenalkannya kepada khalayak luas melalui Festival Kotagede.
Festival Kotagede 2015 mencoba membuka Pintu Gerbang Selatan memasuki kawasan wisata Kotagede, lewat jalan masuk disebelah Taman Parkir Singosaren, Ringroad Selatan.
Kepala Seksi Obyek Dan Tujuan Wisata, Muh. Halim, ketika dikonfirmasi RRI atas dukungan Dinas Pariwisata DIY kepada Festival Kotagede menyebutkan, sebagai destinasi wisata dunia, Jogja perlu mengenalkan lebih keragaman seni-budaya yang dimilikinya.
"Wilayah Kotagede merupakan destinasi wisata sejarah masa lampau yang besar, namun kurang dimengerti oleh para generasi muda", tuturnya, Selasa (13/10/2015).
Salah satu yang menarik dalam Festival Kotagede yakni digelarnya Kirab Budaya, menampilkan 10 Bregodo yang mengawal enam replika tematik menggambarkan sejarah keberadaan Kotagede, masing-masing Replika Gapura Padurasa, yakni gapura bergaya Hindu Jawa yang kini masih bisa dijumpai di pintu masuk masjid Kotagede, sebagai simbol ikonik Kotagede.
Replika kedua berupa Pohon Beringin yang atas arahan Sunan Kalijaga agar ditanam di areal calon Kraton Mataram di tengah-tengah Hutan Mentaok. Replika berikutnya berupa Kelapa Muda tempat bersemayamnya wahyu Gagak Emprit. Replika Cincin Bang Menjangan serta Replika Keris Kebo Dengan Luk Lima. (
by admin || 07 Maret 2014
Ada-ada. Bentuk lagu dari seorang dhalang, umumnya digunakan dalam menggambarkan suasana yang tegang atau marah, hanya diiringi dengan gender. Adangiyah. Nama dari jenis ...
by admin || 05 Maret 2014
Ngithing. Posisi tangan dengan mempertemukan ujung jari tengah ibu jari membentuk lingkaran, sedangkan jari-jari lainnya agak diangkat keatas dengan masing-masing membentuk setengah ...
by admin || 04 Maret 2014
Kanjeng Raden Tumenggung Madukusumo. Dilahirkan pada tanggal 22 Maret 1899 di Yogyakarta Putera Ngabehi Prawiroreso ini pada tahun 1909 tamat Sekolah Dasar di Gading dan Tahun 1916 masuk menjadi abdi ...