by museum|| 16 Maret 2022 || || 9.615 kali
Museum TNI AD Dharma Wiratama merupakan museum perjuangan yang terletak di Yogyakarta. Museum ini berdiri sebagai salah satu upaya penghayatan dan penjiwaan motivasi/semangat 45 dalam rangka pelestarian nilai-nilai ’45 dan nilai-nilai TNI ’45 untuk generasi penerus bangsa. Museum TNI AD Dharma Wiratama dirintis sejak tahun 1956 oleh DISJARAHAD atau Dinas Sejarah Angkatan Darat, awalnya dikenal dengan SMAD.
Cita-cita SMAD sejalan dan bersamaan waktunya dengan panitia Setengah Abad Kebangkitan Nasional. Waktu itu akan mendirikam monumen yang sekarang dikenal sebagai Museum Perjuangan Yogyakarta. Saat itu diadakanlah kerjasama dengan Sri Sultan Hamengku Buwana IX sebagai ketua panitia Setengah Abad Kebangkitan Nasional. Diberikanlah izin oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX untuk menggunakan tanah komplek ndalem Brotokusuman 24. Sehingga lokasi museum awalnya berada di ndalem Brotokusuman.
Namun tidak berjarak lama, lokasinya dipindahkan ke JL. Bintaran Wetan No.3 (bekas kediaman Jenderal Sudirman). Kemudian dengan persetujuan pimpinan TNI AD, maka akan direncanakan pembangunan musem TNI AD di tempat lain. Sehingga berpindah dari Jl Bintaran Wetan No 3 (sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Jenderal Besar Sudirman) menuju tempat baru. Semula akan menggunakan bangunan benteng Vredeburg. Namun setelah menimbang berbagai hal akhirnya diputuskan final akan menggunakan bangunan bekas korem 072/Pamungkas di Jalan Jenderal Sudirman No. 47 Yogyakarta.
(Gedung Museum Pusat TNI AD dari depan)
Foto: Kuni
Sejarah Singkat Gedung
Bangunan bekas Makorem 072/Pamungkas yang kini menjadi museum TNI AD Dharma Wiratama memiliki luas 1.564 M2. Dulu gedung ini sebagai perumahan pejabat administratur perkebunan Belanda di daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Setelah terjadinya pindah alih kekuasaan oleh Jepang maka gedung ini diduduki Jepang sebagai markas/instansi Tentara Jepang di Daerah Istimewa Yogyakarta (Syudokan). Setelah proklamasi kemerdekaan gedung ini digunakan sebagai markas tertinggi TKR. Pada gedung ini pula Urip Sumoharjo menyusun Angkatan Perang Republik Indonesia.
Pada gedung ini pernah menjadi saksi peristiwa pemilihan Pimpinan Tertinggi TKR, Jenderal Besar Sudirman saat itu yang terpilih. Selain itu Letjend. Urip Sumoharjo berperan dalam meletakkan dasar organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (saat ini dikenal dengan TNI). Setelah itu bangunan gedung museum digunakan sebagai makorem 072/Pamungkas, serta pernah menjadi saksi peristiwa G 30/S/PKI.
Lokasi museum TNI AD akhirnya diputuskan untuk menggunakan gedung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 47 karena melihat latar belakang gedung yang pernah menjadi Markas Tertinggi TKR. Rencana ini akhirnya mendapatkan persetujuan oleh Kasad dan dikeluarkannya surat perintah nomor: Sprin/823/U/1980 tanggal 27 Mei 1980. Dalam surat ini menyatakan bahwa Pangdam VII/Diponegoro menyerahkan gedung bekas Makorem 072/Pamungkas kepada Dinas Sejarah Angkatan Darat (Disjarahad) untuk dijadikan museum TNI AD, Disjarahad sebagai pengelolanya.
(Denah dan nama ruangan yang ada di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama. Berdasarkan arsip museum).
Museum TNI AD saat ini masih berada di Jl. Jenderal Sudirman No. 47 Yogyakarta. Museum ini diberikan nama "Dharma Wiratama" berdasarkan pada surat keputusan Kasad Nomor: Skep/547/VII/1982 tentang pengesahan museum TNI AD. Saat ini gedung museum TNI AD Dharma Wiratama memiliki berbagai koleksi. Terdiri dari ruang pengantar, ruang Jenderal Sudirman, Ruang Letjend. Urip Sumoharjo, ruang Palagan, ruang Senjata Modal Perjuangan Kemerdekaan, ruang Dapur Umum, ruang Alkes dan Alhub, ruang perang kemerdekaan, ruang panji-panji, ruang Gamad, ruang peristiwa, ruang Alpal, ruang Pengendapan, ruang Pahlawan Revolusi, Ruang G.30 S/PKI. (Kuni Qurota 'Aini).
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...