Kucing Emas, Sang Pemilik Hutan Pulau Sumatera yang Terancam Keberadaannya

by museum|| 29 Maret 2022 || || 3.023 kali

...

Keragaman flora dan fauna di Indonesia yang tak terhitung jumlahnya tentu menjadi suatu hal yang patut untuk terus dijaga dan dilestarikan. Namun, tak sedikit dari sekian banyak flora maupun fauna di Indonesia yang mulai jarang ditemui dan bahkan tidak sedikit yang belum mengetahui keberadaanya. Salah satunya adalah kucing emas atau yang memiliki nama latin Catopuma temminckii. Kucing emas saat ini merupakan salah satu satwa yang dilindungi oleh Undang Undang No. 5 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999. Sedangkan Menurut Lembaga internasional untuk konservasi alam (IUCN) yang berfokus menangani hewan-hewan terancam punah, kucing emas saat ini berstatus Near Threatened atau rentan punah.

            Kucing emas atau yang biasa disebut dengan golden cat dapat ditemukan di wilayah tropis dan subtropis di Asia barat daya, mulai dari China dan India, hingga Semenanjung Melayu, Thailand, Vietnam, dan Indonesia khususnya di Pulau Sumatera terutama di wilayah Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Way Kambas.  Berdasarkan karakteristik morfologi, genetik, dan seberannya, kucing emas terbagi menjadi dua subspecies. Ada jenis Catopuma temminckii temminckii yang tersebar di Sumatera dan Semenanjung Malaysia, serta Catopuma temminckii moormensis yang tersebar di daratan utama Asia Tenggara, China bagian Selatan, hingga Nepal.  

Walaupun bernama kucing emas, namun kucing ini memiliki berbagai variasi warna, ada yang berwarna emas kecokelatan, cokelat, hitam, merah rubah, dan abu-abu. Kucing hutan ini memiliki rata-rata bobot badan sekitar 9 sampai 16 kg dengan panjang sekitar 66 sampai 105 cm, sehingga membuatnya tampak lebih besar dibandingkan dengan kucing rumahan. Ciri khas yang paling menonjol dibandingkan dengan kucing-kucing lainnya yakni terdapat garis tebal berwarna putih pada kedua pipinya. Hidung kucing emas berwarna cokelat dan bagian dahi dari kucing ini terdapat dua garis cokelat membujur ke belakang. Kucing emas ini juga merupakan kucing predator soliter yang bersifat territorial sehingga cenderung aktif di siang hari hingga senja.

Saat ini keberadaan kucing emas terancam keberadaannya. Perburuan liar, lahan yang semakin menipis dan sumber makanan yang kian hilang menjadi faktor terancamnya keberadaan kucing liar ini. Untuk itu, sebagai generasi muda sudah sepantasnya kita selalu menjaga kelestarian satwa-satwa langka di Indonesia ini. Salam lestari.

 

Ditulis oleh : Duta Museum DIY untuk Museum Biologi UGM

 

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta