by museum|| 05 April 2022 || || 1.078 kali
Di Indonesia media yang digunakan untuk menulis dan melukis sangat beragam. Para nenek moyang zaman dahulu pernah menggunakan daun lontar, kulit kayu, pelepah kelapa, dan lain lain. Salah satu kulit kayu yang digunakan adalah kulit dari Pohon Broussonetia Papyrifera. Kulit dari pohon tersebut kemudian dikonversi menjadi bahan pembuatan pakaian hingga media karya sastra. Kertas tradisional yang digunakan ini disebut Kertas Dluwang. Tentunya Kertas Dluwang memiliki keunggulan dibandingkan dengan kertas zaman sekarang yakni mengandung serat yang lebih kuat dan tahan lama bahkan sampai berpuluh puluh tahun. Dengan adanya Kertas Dluwang ini dapat menjadi bukti bahwa Indonesia sudah mengenal kertas sebagai media karya sastra sejak zaman dahulu. Tidak hanya itu, Kertas Dluwang juga dapat menjadi kebangaan sekaligus ciri khas dari Bangsa Indonesia.
Proses pembuatan Kertas Dluwang ini cukup unik dan menarik. Pertama kupas bagian kulit terluar dari kulit pohon, dikarenakan bagian yang digunakan ialah bagian kulit ketiganya. Setelah dikelupas dapat diambil atau ditarik bagian kulit ketiganya.
Selanjutnya potongan dari kulit ketiga kulit pohon tersebut direndam minimal 1 sampai 2 hari. Perendaman ini berfungsi untuk melunakan tekstur dari kulit pohon tersebut. Setelah itu bagian kulit pohon tersebut bisa ditempa sekitar 1000 kali.
Ketika dirasa telah mendapatkan lebar yang diinginkan kemudia dilakukan pembungkusan menggunakan daun pohon pisang. Untuk pembungkusan kulit pohon yang telah ditempa ini selama 3 hari.
Setelah selesai difermentasi menggunakan daun pisang, kulit pohon tersebut bisa dijemur menggunakan panas alami dari matahari. Untuk lama penjemuran menyesuaikan dengan cuaca saat itu.
Setelah kering, tahap terakhir adalah menghaluskan permukaan dari kertas menggunakan keong. Melalui teknik ini akan menghasilkan Kertas Dluwang yang memiliki kualitas yang bagus. Selesai penghalusan, Kertas Dluwang sudah dapat dimanfaatkan menjadi media karya sastra.
Untuk penjualan Kertas Dluwang ini ialah per centimenter dimana 1 cm2 nya dihargai sebesar Rp75. Informasi lebih lanjut mengenai Kertas Dluwang dapat dilihat melalui instagram @museumwayangbebersekartaji atau website www.wayangbeber.org.
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by admin || 24 November 2016
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Perajin batik Kulonprogo mulai merasakan tanda-tanda kelesuan pasar batik yang biasa terjadi di akhir tahun. Untuk menjaga stabilitas produksinya, perajin batik ...
by admin || 09 Oktober 2016
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rombongan Funbike Gebyar Museum Pleret tiba di Museum Purbakala Pleret. Tari Sigrak Sesolak, Tari Nawung Sekar ...
by admin || 07 Oktober 2016
YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogya (Disbud DIY) bersama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah (IKPMD) mengadakan 'Karnaval Selendang Sutra' 2016 guna mengurangi gesesekan ...
by admin || 07 September 2016
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY bersama Masyarakat Tradisi (Matra) Yogyakarta, akan menyelenggarakan Festival Gejog Lesung Keistimewaan, pada 9 dan 10 September 2016 ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...