Mengenal Kerajinan Tangan Kreasi Masyarakat Pesisir Bantul

by museum|| 12 April 2022 || || 1.779 kali

...

Dari sisi pariwisata maupun keilmuan, tidak diragukan bahwa pesisir Bantul merupakan wilayah yang menarik untuk ditilik.

Pesisir Bantul menawarkan bentang alam di antaranya pantai-pantai, goa, laguna, pemandian air panas, serta lahar beku gunung api purba. Aktivitas yang ditawarkan pun beragam, mulai dari jelajah pesisir dengan jeep, ATV, dan kereta kuda, memancing, hingga olah raga paralayang. Lidah wisatawan juga akan digoyang dengan ragam kuliner baik yang mainstream seperti masakan seafood, mie lethek, sate klathak, mie des, mie pentil, peyek tumpuk, peyek jingking, peyek undur-undur, dan geplak gula jawa, hingga kuliner yang belum banyak diekspos seperti bakso bakar Depok yang pastinya ngangeni di hati wisatawan.

Terdapat pula beberapa titik bersejarah semisal Makam Syekh Belabelu, rumah singgah Jenderal Sudirman, serta Monumen Perjuangan Jenderal Besar Sudirman yang dapat dikunjungi dan dipelajari. Selain itu, melalui beragam koleksi yang dipamerkan di museum Gumuk Pasir yang terletak di Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), tepatnya di atas kawasan Kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, aneka informasi geospasial khususnya seputar pesisir Bantul dapat diakses. Fenomena alam gumuk pasir barkhan menjadi topik utama dari penelitian, pemetaan, pemantauan, dan kajian yang dilakukan di sini. Fenomena alam gumuk pasir dengan bentuk barkhan umumnya hanya dapat ditemui di daerah arid (sangat kering). Namun, karena anomali berupa pembelokan arah angin Tenggara oleh pegunungan karst di Timur Parangtritis, kita dapat menemukan gumuk pasir barkhan di daerah tropika basah pesisir Bantul ini. Bentangan gumuk pasir dapat disaksikan melalui puncak bangunan kerucut, atau lantai 4 museum.

 

 

Uniknya, melalui Zona Teras Jogja di lantai 1 museum, kita akan diperkenalkan dengan informasi geospasial yang tidak hanya berupa peta bentang alam, namun juga informasi sosial ekonomi. Dalam zona ini terdapat koleksi berupa kerajinan-kerajinan kreasi masyarakat Bantul yang dibuat dengan kekayaan alam pesisirnya, yakni kerajinan anyaman dari eceng gondok (Eichhornia crassipes), anyaman dari pandan duri (Pandanus tectorius), serta kerajinan kayu laut (driftwood). Komoditas yang dihasilkan pun amat bervariasi. Mulai dari dompet, tas, kotak tisu, dekorasi ruangan, hingga furnitur. Saat pengunjung berada di zona ini, edukator akan menjelaskan perihal perbedaan proses produksi ketiga jenis kerajinan.

Bahan baku eceng gondok dipisahkan antara bagian daun dan batang setelah diangkat daritempat hidupnya yakni sungai, rawa, maupun danau. Eceng gondok yang dipilih adalah yang telah cukup tua, memiliki tinggi sekitar 30 cm, dan berukuran besar. Batangnya lantas dijemur di bawah terik matahari dan dibolak-balik selama 2-7 hari hingga benar-benar kering kecoklatan dan mudah dianyam. Batang kering ini lalu dipotong rapi dan dipipihkan dengan alat dari bilah-bilah bambu. Selanjutnya, proses penganyaman dilakukan dengan bantuan cetakan papan kayu berpola sesuai produk akhir yang dikehendaki. Lem digunakan untuk menguatkan produk anyaman. Cetakan kemudian dikeluarkan, produk dibubuhi pernis, dan dijemur. Terkadang sebagai tahap akhir, beberapa pengrajin membubuhkan aksesoris untuk memperindah karyanya.

Bahan baku pandan berduri diolah dengan pertama-tama membersihkan helai-kelai daun dari duri. Daun lantas dibelah dengan variasi ketebalan antara 1-3 cm, tergantung kebutuhan pengrajin. Selanjutnya, potongan daun pandan direbus selama 60 menit untuk menghilangkan getah. Rebusan daun pandan tadi direndam selama satu malam, kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga warnanya berubah putih. Proses ini diikuti dengan pewarnaan, di mana pandan direbus kembali bersama zat pewarna alami maupun pewarna tekstil, lalu dijemur dalam ruangan.tertutup hingga kering dan siap dianyam menjadi beragam produk kerajinan sebagaimana eceng gondok.

Lain halnya dengan eceng gondok dan pandan, kayu laut tidak dipanen dari tanamannya. Kayu-kayu ini merupakan sampah laut yang terapung maupun tersangkut pada pasir pantai. Bahan baku ini dikumpulkan, dipisahkan berdasarkan ukuran, dikirim ke gudang pengumpul (milik komunitas warga maupun milik individu seniman), disortir berdasarkan kerapuhannya, lalu dikeringkan dengan pengering kayu. Selanjutnya, kayu dipotong dan ditempelkan satu sama lain sesuai kebutuhan. Setelah dirangkai, produk dikeringkan di bawah matahari, lalu dicat atau dibiarkan dengan warna naturalnya. Sebagian besar produk kerajinan kayu laut ini kemudian dikemas untuk keperluan ekspor.

Semoga pesisir Bantul dan segala daya tariknya, termasuk pariwisata mupun keilmuan, senantiasa hidup dalam siklus sehat yang saling mendukung dan dalam jangka Panjang berdampak baik bagi manusia dan lingkungan.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta