Mimi dan Mintuna : Hewan Berdarah Biru Cerminan Kisah Kesetiaan Romeo dan Juliet Versi Binatang

by museum|| 26 April 2022 || || 25.234 kali

...

"Dadio pasangan kaya Mimi lan Mintuna". Begitulah yang acapkali disampaikan oleh masyarakat Jawa khususnya untuk memberikan petuah manis bagi para pasangan yang membangun kehidupan berumah tangga.

Sebenarnya, apakah Mimi dan Mintuna itu? Lalu mengapa dijadikan sebuah perumpamaan dalam petuah cinta manusia? Mimi dan Mintuna merupakan binatang beruas atau Arthropoda yang biasanya disebut dengan belangkas, kepiting tapal kuda atau horseshoe crab dan menghuni perairan dangkal wilayah paya-paya dan kawasan magrove. Binatang ini biasanya ditemukan di perairan Jawa khususnya di Jawa Tengah. Mimi sendiri merupakan sebutan untuk belangkas berjenis kelamin jantan dan Mintuna merupakan belangkas berjenis kelamin betina. Keduanya memiliki ciri-ciri yang hampir sama, namun pada belangkas betina terdapat kumpulan telur dibagian depannya dan ukurannya cenderung lebih lebar. Sedangkan pada jantan, dibagian depannya berukuran lebih kecil.

Belangkas yang masuk ke dalam Famili Limulidae ini merupakan salah satu sumberdaya genetik yang dilindungi SK Menteri Kehutanan No.12/Kpts-II/1987 dan Peraturan Pemerintah RI No.7/1999.  Satwa ini mempunyai risiko kepunahan yang tinggi akibat adanya degradasi habitat, reklamasi, pencemaran, dan perburuan komersial, hilangnya habitat dan sumber makanan, perubahan kondisi air, serta peningkatan predasi.

Konon katanya, belangkas merupakan hewan yang setia. Kedua hewan tersebut tidak dapat dipisahkan. Jika pasangan ini dipisahkan maka keduanya dipastikan mati. Keunikan lainnya, menurut sebuah cerita dikatakan jika hewan ini dimasak tidak bersamaan maka hewan tersebut akan mengeluarkan racun, tetapi jika dimasak secara bersamaan belangkas dapat dimasak dan dikonsumsi. Oleh karenanya, muncul sebauh filosofi untuk pasangan cinta sejati yang digambarkan dengan “mimi lan mintuna”, kesetiaan hewan mimi lan mintuna yang tidak tertandingi.

Belangkas biasanya juga disebut hewan berdarah biru karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa darah yang dikeluarkan oleh hewan ini berwarna biru. Belangkas  juga merupakan hewan yang berasal dari jutaan tahun, dilihat dari cetakan fosilnya tidak mengalami perubahan berarti sejak masa 400-250 juta tahun yang lalu, dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang. Oleh karenanya, belangkas juga sering disebut dengan fosil hidup. Saat ini, populasi dari hewan ini semakin sedikit dan terancam punah. Oleh sebab itu, sudah selayaknya kita selalu menjaga keberadaan belangkas agar tetap terjaga keberadaannya. Ayo, jaga bumi kita beserta isinya, agar bumi tetap lestari. Salam lestari.

 

Oleh : Ummi Sabrina Sholekhah

Oleh : Ummi Sabrina Sholekhah

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta