Menelisik Sejarah Gunsai Yoshiro: Selokan Mataram Masa Kini

by museum|| 28 April 2022 || || 873 kali

...

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Selokan Mataram merupakan salah satu strategi atau siasat dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam menghadapi penjajaha Jepang yaitu pada kerja Romusha. Berkat proyek Selokan Matara mini, masyarakat Yogyakarta terbebas dari kerja Romusha yang tidak manusiawi. Selokan Mataram dibangun dengan menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak dengan panjang mencapa 31,2 kilometer. Pusat dari selokan mataram ini ada di Desa Bligo dan Karang Talun.

Dibandingkan dengan Selokan Mataram yang dulu, Selokan Mataram sekarang tentu banyak perbedaannya. Hal ini tidak dipungkiri karena pertumbuhan penduduk yang tinggi di Yogyakarta. Akibat dari pertumbuhan penduduk tersebut, kini kawasan sekitar Selokan Mataram menjadi padat penduduk. Dari segi kualitas, selokan mataram kini lebih kotor dibanding Selokan Mataram dahulu apalagi tidak jauh dari selokan banyak mahasiswa baik asli dari Yogyakarta maupun pendatang.

Kondisi air tanah di Kota Yogyakarta sudah sangat memprihatinkan yaitu 70% air tanahnya sudah tercemar bakteri e-coli. Tentu saja hal ini menandakan perilaku pengelolaan sampah oleh masyarakat masih sangat buruk dan kebiasaan masyarakat yang masih menganggap selokan sebagai area belakang tempat pembuangan sampah atau limbah perlu diingatkan.

Selain itu karena kurang kesadaran masyarakat akan pentingnya peran Selokan Mataram ini apabila dimanfaatkan dengan baik, maka tumbuhlah beberapa permasalahan di lingkungan sekitar Selokan Mataram. Permasalahan pertama yaitu permasalahan visual. Dilihat dari aspek kepadatan bangunan, banyak muncul PKL (Pedagang Kaki Lima) disekitar tepi jalan Selokan Mataram. Selain itu kondisi lingkungan disekitar kurang nyaman. Hal ini bisa dilihat dari pencemaran lingkungan yang terjadi akibat areal cuci motor kendaraan, adanya system pembuangan menuju ke aliran air irigrasi selokan yang mempengaruhi kualitas air.

 

 

Permaslaahan kedua yaitu permasalahan kependudukan. Kondisi pemukiman penduduk semakin padat menyebabkan semakin berkurangnya lahan pertanian. Kepadatan tidak membuat ketersediaan air irigasi Selokan Mataram semakin banyak tetapi justru membuat berkurangnya air tersebut. Masyarakat di sekitar memiliki kesadaran yang rendah akan kualitas air dari selokan mataram untuk pertanian, dan pada nyatanya merka juga memerlukannya supaya tidak terjadi pendangkalan muka air tanah dan keperluan air bersih.

Permasalahan selanjutnya yaitu permasalahan kepadatan lalu lintas. Dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi dan ruas jalan yang terlalu sempit di area seturan maka akan membuat lingkungan tersebut kurang nyaman. Selain itu kepadatan lalu lintas juga akan menimbulkan masalah polusi udara dan kebisingan karena aktivitas kendaraan.


Berdasarkan permasalahan yang ada maka perlu dikontrolnya pemukiman penduduk. Pelebaran jalan di area Seturan juga diperlukan karena kondisi eksiting saat ini masih kurang dalam menampung kendaraan untuk Jalan Seturan yang berkembang sebaagai jalan alternatif. Penataan kawasan sekitar selokan mataram sangat diperlukan, selain untuk kenyamanan masyarakat, dengan penataan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata.

Setelah kita mengetahui sejarah kondisi Selokan Mataram, semoga kita semakin sadar bahwa air yang berkualitas sangat penting untuk kehidupan kita. Dengan kita bijak dalam mengelola air, maka kita turut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan sekitar kita.

(Alfiy Nurrafi, Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Air “Water for Life”)

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta