by museum|| 09 Mei 2022 || || 1.033 kali
Kerabat perempuan Pangeran Diponegoro membentuk karakter yang khas pada masa anak-anak dan masa remaja Pangeran Diponegoro. Ibunda Diponegoro, Raden Ayu Mangkorowati melahirkan Pangeran Diponegoro pada usia 15 tahun. Pangeran Diponegoro dalam otobiografinya menyebut bahwa ibunya itu “ kuat “ dan “luar biasa cantik”. Pangeran Diponegoro saat pengasingan di Makasar berharap ibundanya akan bergabung di pengasingan tetapi ibundanya menolak dan mengatakan bahwa usia terlalu renta untuk melakukan perjalanan Semarang ke Makasar. Pada masa remaja Pangeran Diponegoro sangat jarang bertemu dengan ibundanya karena tinggal bersama neneknya.
Pangeran Diponegoro saat masa remaja hidup bersama seorang perempuan terkemuka yang dipandang kritis terhadap perkembangan di istana Yogyakarta yaitu Ratu Ageng. Ratu Ageng merupakan seorang perempuan yang sangat tangguh ia mendampingi Sultan pertama dalam seluruh pertempuran melawan Belanda selama Perang Giyanti. Ratu Ageng juga menjadi panglima pasukan kawal istimewa perempuan atau “ Srikandi” kerajaan. Berkat kesalehannya dan kesukaannya membaca kitab-kitab agama serta merawat adat tradisional Jawa di Keraton membuat Ratu Ageng semakin terkenal.
Kebersahajaan Desa Tegalrejo yang dipimpin oleh Ratu Ageng mengajarkan Pangeran Diponegoro untuk bergaul dengan segala lapisan masyarakat tanpa merasa dirinya lebih tinggi, hal ini membuat Pangeran Diponegoro sangat dicintai banyak kalangan masyarakat.
Saat perang jawa perempuan juga berperan sebagai prajurit perempuan salah satu buktinya adalah koleksi museum yaitu ‘Patrem’ yang disembunyikan dan diselipkan dipinggang
Berdasarkan cerita tersebut, kita bisa mengetahui sejak dulu perempuan banyak mengambil peran untuk berbagai hal. Perempuan yang memiliki kepercayaan diri serta jiwa kepemimpinan tentu akan membawa dunianya bisa berkiprah secara maksimal sehingga energi positif akan disalurkan untuk orang di sekitarnya.
Ayo perempuan masa kini, sejarah perjuangan kaum perempuan di masa lampau menjadi semangat kita untuk berkiprah masa sekarang mauapun di masa depan.
Perempuan berperan, berdaya, berkarsa untuk Indonesia
Dyah Wulandari
Duta Museum untuk Monumen Pangeran Dipongoro Sasana Wiratama
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...