by museum|| 10 Mei 2022 || || 3.904 kali
Masyarakat Jawa sudah lama mengenal celengan (tabungan tradisional), setidaknya zaman Kerajaan Majapahit, dengan bukti ditemukannya artefak berupa celengan yang berbentuk hewan, patung dan bulatan yang diperkirakan dibuat pada abad ke 12 hingga ke 15.
Dalam bahasa Jawa, nyelengi berarti menabung. Budaya menabung sudah lama mengakar pada masyarakat Jawa. Bentuk paling banyak adalah celeng (babi hutan) yang terbuat dari tanah liat.Selain berbentuk celeng, celengan juga berwujud aneka binatang seperti kuda, kodok, ayam jago, kura-kura, dan lainnya.
Wujud lainnya berbentuk tabung (silinder) maupun bulatan buah. Celengan dilengkapi dengan lubang kecil baik dibagian atas maupun samping. Lubang ini yang nantinya akan digunakan untuk memasukkan uang koin.
Umumnya celengan tradisional terbuat dari tanah liat sehingga metode yang dipakai untuk mengambil koin atau uang yang telah ditabung didalamnya yaitu dengan cara memecahkannya. Namun seiring berkembangnya zaman, celengan masa kini ada yang terbuat dari bambu, kayu, tempurung kelapa dan plastik.
Jangan salah yah JJJ
Karena celengan modern memiliki berbagai varian bentuk, warna dan ukuran yang berbeda-beda masyarakat Indonesia juga memanfaatkan celengan sebagai koleksi serta pajangan dirumah.
Oleh : Annisa Nur Fitriana (Duta Museum Tembi Rumah Budaya 2022)
ini, celengan modern memiliki berbagai bentuk, warna, dan ukuran yang berbeda.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...