Sejarah Wayang Beber di Bumi Nusantara

by museum|| 30 Mei 2022 || || 35.447 kali

...

Nusantara memiliki banyak ragam warisan budaya. Banyak warisan budaya yang masih belum familiar di masyarakat. Salah satunya merupakan Wayang Beber. Wayang Beber merupakan pertunjukan wayang yang cara penyajiannya dengan dibentangkan. Wayang Beber bermula dari relief relief candi di Indonesia yang disebut dengan Wayang Watu. Pada awalnya Wayang Beber merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyebarkan ajaran agama. Kisah kisah yang terkandung dalam Wayang Beber diangkat dari cerita seperti kisah Ramayana, Mahabarata, dan kisah yang terdapat pada relief candi. Tahun 1145 M, tepatnya pada zaman Parbu Suryawisesa Kerajaan Jenggala media Wayang Beber mulai beralih dari semula yang terdapat di batu kemudian terlukis pada Daun Siwalan atau Lontar. Kemudian pada tahun 1244 M ketika Prabu Suryahamilur menjadi Raja Jenggala dan memindahkan Kraton ke Pajajaran, Jawa Barat. Prabu Suryahamilur  mengembangkan cerita Wayang Purwa ke dalam media kertas yang terbuat dari kulit Kayu Dluwang.

Saat Zaman Majapahit, tepatnya ketika Jaka Susuruh menjadi rajanya terdapat perkembangan wayang beber lagi berupa tambahan tongkat panjang yang digunakan untuk menggulung dan memperlihatkan cerita dari tiap scene dalam Wayang Beber. Ketika saat itulah muncul nama Wayang Beber yang berarti wayang yang pementasannya dengan cara dibentangkan.

 

 

Berlanjut ke tahun 1378 M saat Raja Brawijaya V memerintahkan Raden Sungging Prabangkara, putranya yang ke tujuh untuk mempelajari dan menciptakan inovasi warna dalam Wayang Beber. Dikarenakan pada zaman tersebut Wayang beber masih dilukiskan dengan warna hitam dan putih.

Masuknya agama islam di Jawa serta berdirinya Kerajaan Demak memberikan perubahan gaya pelukisan Wayang Beber, dikarenakan dalam ajaran islam tidak diperkenankan menggambar tokoh wayang dengan melakukan deformasi bentuk. Maka setelah itu dirubahlah gaya pelukisan tokoh wayang agar tidak mirip dengan anatomi manusia. Sedangkan gaya pelukisan Wayang Beber sebelumnya masih digunakan dalam Wayang Kamasan Bali.

Pada Tahun 1692 – 1735 saat masa Kerajaan Kartasura saat pemerintahan Mangkurat II, Wayang Beber lahir kembali dengan lakon Jaka Kembang Kuning. Lakon ini selesai dibuat pada tahun 1692 dan terdapat 6 gulungan kertas. Di sisi lain, saat pemerintahan Raja Pangkubuana II juga membuat lakon baru yakni lakon Jaka Kembang Kuning dan Remen Mangunjaya.

Di era ini, media yang digunakan untuk melukiskan Wayang Beber berkembang sudah menggunakan canvas. Namun beberapa masih menggunakan kulit Pohon Dluwang sebagai medianya. Untuk gaya pelukisannya masih tedapat beberapa seniman yang menggunakan pakem pakem terdahulu. Namun juga terdapat seniman yang mekreasikan Wayang Beber dengan gayanya masing masing. Contohnya adalah Wayang Beber Pancasila karya Bapak Indra Suroinggeno yang merupakan master piece dari Museum Wayang Beber Sekartaji.

Sumber : www.wayangbeber.org

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta