by museum|| 08 Juni 2022 || || 1.064 kali
Pada masa perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia II, para pejuang berperang untuk mempertahankan Indonesia dari Belanda kembali. Kemenangan tidak bisa dicapai apabila tidak ada sinergi antara rakyat dan TNI. Saat itu, masyarakat secara tulus dan sepenuh hati membantu perjuangan. Dari sistem dapur umum masa perjuangan kemerdekaan ini tercerminlah kemanunggalan TNI-rakyat yang perlu kita warisi dan lestarikan.
Wujud dari bantuan masyarakat dalam masa itu adalah adanya dapur umum di setiap sektor pertempuran. Bahan baku seluruhnya berasal dari gotong royong masyarakat. Peralatan yang digunakan untuk memasak juga masih sangat sederhana. Masing menggunakan peralatan tradisional seperti kukusan, dang, kekep, keranjang, tenggok, cowek dan lainnya.
Tungku masak dibuat seperti yang biasa ada di dapur tradisional, yaitu dari tumpukan bata merah. Untuk bahan bakar masyarakat masih menggunakan kayu dan api yang pertama biasa didapat dari daun kelapa kering (blarak). Sementara itu karena dapur umum ini sifatnya tidak permanen, maka hanya dibuat dari bambu dengan atap "drepepe" (daun kelapa).
Semua masakan yang berupa nasi dibungkus daun pisang saat itu dikenal dengan istilah "nuk". Nuk biasannya disajikan dengan nasi, sayur dan laut baik hewani maupun non hewani. Setiap waktu makan dikirim ke garis depan oleh "tobang" (pelayan). Air yang digunakan untuk memasak ditampung dalam sebuah ketel yang diambil dari sumur atau sumbernya dengan menggunakan klenting.
Di museum Dharma Wiratama terdapat koleksi alat-alat masak yang digunakan oleh masyarakat untuk memasak makanan prajurit. Di ruangan dapur umum terdapat alat-alat masak tradisional lengkap. Selain itu di museum Dharma Wiratama, pengunjung dapat mencoba secara langsung games memasak jaman perjuangan di layar yang terintegrasi dengan sistem augmented reality (AR) dan bisa merasakan suasana jaman itu. (Kuni)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...