by museum|| 22 Juni 2022 || || 4.032 kali
Hajjah Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga Pahlawan Nasional Indonesia. Seperti Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita. Rusuna Said, demikianlah nama wanita pemimpin tersebut yang waktu itu baru 22 tahun. Peristiwa itu terjadi setelah Bung Karno, pemimpin tertinggi PNI (Partai Nasional Indonesia) dalam tahun 1930 dijebloskan dalam penjara Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Gerak kegiatan Rasuna Said selaku wanita muda Islam dari dan di tanah Minangkabau merupakan kejanggalan di jaman itu. Rasuna Said bukan pemimpin yang muncul mendadak, tetapi tampil dengan bakat dan Pendidikan sejak masa kecilnya, didukung kemauan keras dan keyakinan yang teguh. Umur 6 tahun Rasuna disekolahkan pada Sekolah Desa di Maninjau sampai kelas 5 tamat, kemudian meneruskan pelajarannya pada Sekolah Diniyah yang disebut “Diniyah School” di Padangpanjang dibawah pimpinan Zainudin Lebai El Yunisi.
Pada tahun 1926 terjadi gempa hebat di Padangpanjang dan Rasuna pulang Kembali ke Mininjau. Di tanah kelahirannya itu ia tidak tinggal diam. Ia belajar pada sekolah yang dipimpin oleh H. Abdul Majid dari golongan “Kaum Tua”. Karena tidak memperoleh keserasian jiwa, akhirnya ia pindah belajar di Sekolah “Thawalib” di Payinggahan Maninjau “ Sekolah Thawalib” itu didirikan oleh perkumpulan Islam “Sumatra Thawalib” yang menganut paham nasionalisme dan berhaluan radikal. Di Sekolah tersebut Rasuna Said termasuk murid terpandai. Bakat dan kepandaiannya mendukung Rasuna memasuki pergerakan rakyat.
Mula-mula pada tahun 1926 Rasuna masuk perkumpulan “Sarikat Rakyat” (SR) dan duduk di dalam pengurus sebagai penulis. Kemudian SR menjelma menjadi PSII (Partai Serikat Islam Indonesia) Rasuna pun tetap menjadi anggota dan duduk dalam pengurusnya pula. Disamping itu Ia menjadi anggota PERMI (Persatuan Muslimin Indonesia).
PERMI didirkan oleh perhimpunan “Sumatra Thawalib” dalam konfrensinya pada tanggal 22-27 Mei 1930 di Bukit tinggi. . Karena PERMI menjadi partai politik dan PSII pun suatu partai politik, maka Rasuna Said yang menjadi anggota dari kedua part aitu terkena disiplin PSII yang sejak konggresnya pada tahun 1921 telah merangkap anggotanya rangkap dari partai politik lain. Dengan demikian ia keluar dari PSII dan tetap menjadi anggota PERMI.
Di dalam PERMI kegiatan Rasuna amat menonjol, demikian pula ketangkasannya terpuji. Ia memberikan kursus dan usaha Pendidikan yang dilaksanakan atas Prakarsa dan oleh Rasuna Sais antara lain :
PERMI berkembang cepat. Di seluruh Sumatra Barat berdiri cabang-cabangnya, bahkan sampai di Tapanuli, Bengkulu, Palembang dan Lampung.
Tidak banyak cerita tentang kehidupan rumah tangganya, kecuali ia menikah dengan pemuda pilihannya, yaitu Dusky Samad dan dari pernikahan itu ia memperoleh seorang puteri Bernama Auda yang sekarang Nyonya Auda Zashkya, tinggal bersama suaminya di Jakarta. Keluarga Zashkya itu sekarang telah dikaruniai beberapa orang anak.
H. Rasuna Said benar-benar tidak pernah berhenti dari perjuangan sehingga rupanya kurang merasakan, bahwa ia mengandung penyakit yang membahayakan yaitu penyakit kanker. Karena penyakit itulah ia meninggal dunia pada tanggal 2 November 1965. Jenazahnya dikebumikan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta. Pada saat meninggal dunia, almarhumah adalah Anggota Dewan Pertimbangan Agung.
Pemerintah RI menghargai jasa-jasanya. Dengan SK Presiden RI No : 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974 almarhumah Hajjah Rasuna Said dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...