Panglima Besar, Sang Pendidik Tunas-Tunas Muda

by museum|| 01 Agustus 2022 || || 2.250 kali

...

Arti pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi Panglima Besar Jenderal Sudirman. Terlebih untuk suatu bangsa yang sedang berada dalam kungkungan kaum penjajah seperti Indonesia kala itu. Jenderal Sudirman pun aktif sebagai guru di HIS Muhammadiyah. Pengabdiannya sebagai guru semata-mata berpangkal dari hati nurani dan tanggung jawab yang mendalam atas pentingnya pendidikan untuk generasi muda.

Sebagai siswa lulusan MULO Wiworotomo, Sudirman menyadari bahwa dirinya tidak berkompeten menjadi pengajar HIS. Walau begitu, keputusannya didasari oleh pemikiran bahwa bila tidak ada guru yang berijazah sekolah guru, maka guru biasa pun boleh asal mau menyempurnakan pengetahuannya dalam bidang keguruan. Akan lebih buruk apabila terwujud pendapat karena tidak ada guru yang berijazah guru, sekolah sebaiknya ditutup saja.

Untuk mengatasi kekurangannya, Sudirman kemudian memberanikan diri menempuh les privat dari guru-gurunya sewaktu di MULO Wiworotomo. Ketekunan dan ketabahannya membuat Sudirman dapat menguasai teori-teori serta praktik-praktik untuk menjadi seorang guru dalam waktu singkat. Kendati demikian, Sudirman tidak mendapatkan ijazah sekolah guru, namun sebagai pendidik, ia berhasil dengan baik.

“Hasil yang dicapai beliau itu juga berkat pembawaan pribadi Jenderal Sudirman. Cara menerangkan seperti seorang guru itu sudah dimiliki beliau saat bergaul dengan teman-temannya. Bahkan, Jenderal Sudirman dapat julukan ‘guru kecil’ sewaktu di MULO,” jelas Mayor Caj. Heru Santoso, Pjs. Kepala Museum Jenderal Besar Sudirman, saat diwawancarai di museum pada Senin (31/05/2022).

Heru juga menjelaskan bahwa Sudirman tidak tertarik dengan gajinya sebagai guru di HIS. Paling mengesankan untuk Sudirman adalah kesempatan mengembangkan bakatnya sebagai seorang pendidik tanpa ijazah.

“Jenderal Sudirman sangat menarik perhatian murid-muridnya karena beliau punya perbendaharaan dalam pengetahuan sosial dan keagamaan. Cara mengajar beliau juga mudah diikuti oleh anak-anak di bawah 17 tahun karena beliau menjelaskan menggunakan bahasa yang mudah dipahami,” lanjut Heru.

Rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang ditularkan Sudirman kepada lingkungan sekolah membuat dirinya mendapatkan kepercayaan dari rekan-rekannya. Sudirman pun diserahi tugas untuk memimpin sebagai Kepala Sekolah HIS. Baginya, kepercayaan dan kehormatan yang telah diberikan oleh pimpinan lembaga pendidikan Muhammadiyah serta kepercayaan kawan-kawannya menunjuk dia sebagai kepala sekolah merupakan hal yang paling mengesankan.

Sebagai kepala sekolah, Sudirman tidak pernah bersifat totaliter. Semua masalah dimusyawarahkan dengan para guru lainnya. Berkat ketekunan, keprihatinan, dan keyakinannya, Sudirman berhasil membina HIS Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan nasional yang bertujuan menghasilkan generasi terdidik untuk perjuangan di masa mendatang.

 “Bila orang pada masa kini mengagumi Sudirman sebagai tokoh pahlawan nasional di bidang bersenjata, seyogyanya harus pula dapat menghargai beliau sebagai pendidik generasi muda di zaman penjajahan” pungkasnya.

 

Ayuningtyas Rachmasari, Duta Museum untuk Museum Jenderal Besar Sudirman

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta