by museum|| 26 Agustus 2022 || || 698 kali
Dalam rangka Muhibah Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, yang bertema “Merajut Budaya Mataram: dari Yogyakarta untuk Indonesia”, diselenggarakan pameran temporer dengan judul “Mah? Bandhana: Jejak Budaya Kerajaan Mataram dan Perkembangannya”. Pameran ini akan diselenggarakan di Gedung Bhawarasa, kompleks Kantor Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mulai tanggal 29 hingga 31 Agustus 2022.
Tema ini diambil untuk mengenalkan budaya Mataram kepada masyarakat yang dahulu pernah menjadi satu dalam wilayah kerajaan ini. Seperti diketahui, dahulu wilayah Kabupaten Trenggalek sempat menjadi wilayah Mataram, yang setelah kerajaan ini terpecah menjadi dua pada pertengahan abad ke-18, wilayah Trenggalek pun terbelah. Sebagian besar wilayah yang menjadi bagian dari Kabupaten Ponorogo masuk ke dalam Kasunanan Surakarta, sementara beberapa wilayah menjadi bagian dari Kesultanan Yogyakarta.
Pameran ini akan menampilkan sejarah pembentukan dan perkembangan kerajaan Mataram yang ibukotanya berada di wilayah Yogyakarta sekarang. Berbagai peninggalan budaya bendawi disajikan untuk menjelaskan jejak-jejak kebudayaan kerajaan besar ini yang masih dapat dijumpai di wilayah Yogyakarta. Secara khusus, perkembangan wilayah Kotagede yang menjadi ibukota pertama kerajaan Mataram ini akan disajikan, baik tinggalan bendawi berupa rumah-rumah tradisional, maupun kerajinan perak yang terkenal. Hal itu dimaksudkan untuk menyatakan bahwa bekas ibukota tersebut tidaklah surut dari sisi ekonomi, melainkan tetap berkembang dan menggunakan modal budaya yang telah terbentuk berabad yang lalu, Kotagede dapat mengembangkan kerajinan-kerajinan yang khas.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan publik Trenggalek pada upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan, pameran ini menampilkan sejarah pembentukan dan perkembangan kerajaan Mataram yang ibukotanya berada di wilayah Yogyakarta sekarang” ungkap Dian Lakshmi Pratiwi. S.S, M.A. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY. Berbagai peninggalan budaya bendawi disajikan untuk menjelaskan jejak-jejak kebudayaan kerajaan besar ini yang masih dapat dijumpai di wilayah Yogyakarta. Secara khusus, perkembangan wilayah Kotagede yang menjadi ibukota pertama kerajaan Mataram Islam tidaklah surut dari sisi ekonomi, melainkan tetap berkembang dan menggunakan modal budaya yang telah terbentuk berabad yang lalu, termasuk dalam mengembangkan kerajinan-kerajinan yang khas, demikian juga wilayah Pleret. Selain tentang Kotagede, juga ditampilkan desa-desa budaya yang juga berkembang. Berbagai produk kerajinan dan kuliner menjadi andalan dari desa-desa tersebut. Warisan-warisan tak benda ini juga dapat dikembalikan akarnya pada masa kejayaan Kerajaan Mataram dahulu.
Untuk mengenalkan publik Trenggalek pada upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta, pada pameran ini juga diselenggarakan Klinik Menulis Aksara Jawa. Dinas Kebudayaan DIY telah mengembangkan aplikasi dan font aksara Jawa sehingga para milenial diharapkan dapat lebih tertarik dan peduli pada warisan budaya sendiri.
Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat pada setiap hari, jam 09.00 hingga 17.00 WIB. Berbagai aktivitas dapat diikuti, dan berbagai merchandise yang khas telah disiapkan oleh Dinas Kebudayaan DIY sebagai apresiasi terhadap partisipasi pengunjung.
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...