Penggunaan Kode Rahasia Dalam Pengiriman Pertama Pesawat RI-001

Agenda politik pemerintah pasca kemerdekaan memiliki tantangan dan rintangan yang besar akibat blokade yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terutama di wilayah perairan atau laut Indonesia. Sehingga banyak cara yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia saat itu, terbukti akal cerdas untuk menggunakan Pesawat RI-001 sebagai alat transportasi menyelundupkan senjata, amunisi hingga alat komunikasi dari Burma. OU. II Wiweko Soepono selaku pimpinan Pesawat RI-001 menggunakan komunikasi radio sebagai cara berkomunikasi yang dirasa cukup aman. Pemancar dihubungkan dari radio di Rangoon, Burma dengan pimpinan OMU. III Soemarno sementara penerima adalah AURI yang terletak di AURI Kutaraja, Aceh dikoordinir oleh OU. I Soejoso Karsono.

Selain mengatur rute yang aman penyiapan juga dilakukan guna menjamin komunikasi dan pesan yang terjaga, pemanfaatan lagu-lagu pilihan penggemar dengan menyepakati kode dan makna yang sudah disepakati sebelumnya. Penyisipan kata-kata sandi digunakan setelah warta berita, kepastian informasi disampaikan OU. I Soejoso pada OU. II Wiweko dengan kode “..pintu rumah Blangkejeren sudah selesai tetapi membawa minum sendiri..” yang artinya adalah senjata sudah dapat diangkut dan mendarat di Blang Bintang dengan membawa bensin udara sendiri.

Dengan taktik terbang rendah supaya tidak terkena radar Belanda dan serangan pesawat p-51 Mustang milik belanda yang dikenal sebagai pemburu, 8 Juni 1949 Pesawat RI-001 berhasil mendarat di Aceh pada tengah malam dini hari dengan membawa barang angkutan pemberian pemerintah Burma untuk mendukung Indonesia berkat hubungan diplomasi yang baik. Keberhasilan pengiriman ini mendorong Indonesia untuk melakukan taktik yang sama, dengan media dan cara komunikasi melalui pesan rahasia berupa sisipan kalimat atau lagu yang sudah dirundingkan.

Sumber : Artikel Tribun Jogja ‘Cerdik! Kode Rahasia inilah yang digunakan dalam misi penyelundupan senjata pasca kemerdekaan