Safari Duta Museum Oktober 2022 Bersama SMPN 2 Patuk, Gunung Kidul

Duta Museum DIY 2022 melaksanakan kegiatan Safari Museum yang mengusung tema “Ojo Lali Dolanan : Yang Muda, Yang Merawat Ingatan Melalui Museum” dan berkolaborasi dengan salah satu sekolah di Yogyakarta tepatnya SMPN 2 Patuk, Gunung Kidul pada 06 Oktober 2022.

Kegiatan ini diawali dengan pembagian dan sesi interaktif untuk mengasah kembali informasi maupun pengetahuan umum seputar museum yang ada di Yogyakarta bersama peserta yang merupakan siswa dan siswi SMPN 2 Patuk, Gunung Kidul.

Mengundang 4 pembicara yang akan mengisi kegiatan ini diantaranya ;

1. Imam Taufik selaku Sekretaris Komisi D DPRD DIY yang akan membawakan topik mengenai “Peran Dolanan Anak Terhadap Kehidupan Bermasyarakat”.
2. Gondhol Sumariyono selaku Budayawan khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan paparan materi berupa “Krisis Identitas Budaya Karena Pengaruh Penggunaan Gadget”.
3. Setyo Budi Prabowo S.ST selaku Kepala Museum Sandi Yogyakarta yang akan mengantarkan materi “Peran Museum Dalam Membentuk Identitas Generasi Penerus Bangsa.
4. Kristanto selaku yang akan menampilkan Workshop Teater Game sebagai bentuk praktik dan penerapan usungan tema.

Penyelipan tampilan musik dengan mengundang In-Bog Band untuk turut memeriahkan suasana dan kegiatan. Tak hanya menampilkan produk musik modern, SMPN 2 Patuk juga turut aktif berpartisipasi dengan memberikan kesempatan pada anak didik untuk dapat menarikan Tari Nawung Sekar sebagai bentuk dukungan akan nilai-nilai dan budaya tradisional.

Untuk meningkatkan interaksi dan kedekatan antar Duta Museum, Pemateri Safari Duta Museum, Guru SMPN 2 Patuk dan tentunya seluruh peserta maka tanya jawab dan kuis ringan dengan pembagian hadiah dilakukan untuk terus memperkenalkan museum. Selain itu tentunya guna meningkatkan antusias dan kunjungan pada seluruh museum yang ada di Yogyakarta.

Sebagai output dan respon akhir, seluruh peserta ditugaskan untuk dapat membuat naskah pendek dari hasil materi yang telah disampaikan. Harapannya dari kegiatan ini adalah dapat menyambung kembali kesadaran dan meningkatkan minat akan permainan lokal juga mengingat sejarah melalui media museum.

Jika yang muda meninggalkan sejarah, maka identitas kita hilang dan akan berjalan tanpa arah.