Tank AMX-13 VCTB: Tank Ambulans Pertama di Indonesia (Koleksi Tank Ambulans di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama)

Dahulu prajurit perang bangsa Indonesia menggunakan beragam senjata dan perlengkapan perang. Mulai dari senjata tradisional seperti bambu runcing dan tombak hingga senjata api. Dahulu kendaraan perang masih menggunakan kuda sebagai tunggangan. Seperti yang dikisahkan saat perang Jawa (Perang Diponegoro). Belum ada alutsista yang canggih maupun penemuan-penemuan canggih. Nah, tahukah kalian bahwa setelah berbagai zaman Indonesia mulai berkembang alutsista yang dimiliki?

Perkembangan alutsista dari zaman ke zaman berubah. Nah, salah satunya adalah kendaraan perang yang digunakan saat medan perang seperti tank. Tank adalah kendaraan tempur yang sangat kuat. Tank merupakan kendaraanlapis baja pada pasukan terpadu, yaitu gabungan  infanteri dan kavaleri. Tank dalam pengunaaannya bersama dengan unit lain. Tanpa dukungan unit lain, tank, walaupun memiliki pelindung tebal tetap bisa dilumpuhkan oleh infanteri, ranjau, artileri, helikopter maupun pesawat.

Tank pertama kali dipakai pada Perang Dunia I untuk memecahkan kebuntuan perang parit, dan peran tank lama-kelamaan berevolusi untuk mengantikan peran kavaleri. Istilah tank (tangki) muncul pada masa pembuatan tank-tank pertama di pabrik-pabrik di Inggris: para pekerja diceritakan bahwa mereka sedang menciptakan sebuah kendaraan pengangkut cairan beroda rantai, sah pembuatan kendaraan tempur ini bisa dirahasiakan.

Tank dan taktik kendaraan lapis baja telah berevolusi selama hampir seabad. Walaupun sistem senjata dan pelindung tank sedang terus dikembangkan, banyak negara yang mulai mempertanyakan kebutuhan kendaraan berat seperti ini, khususnya dalam era perang non-konvensional. Sekiranya kita boleh sedikit bangga bahwa negeri ini punya tank APC (armored personel carrier) dalam jumlah besar, yaitu 200 APC yang dimaksud adalah tank ambulans perang.

Salah satu alutsista yang digunakan para tentara adalah tank AMX. Dari segi usia, tank ini dikategorikan sangat tua. Koleksi tank ambulans merupakan kategori kendaraan khusus yang memiliki lapis baja yang terintegrasi dalam unit kavaleri tank serbu. Tank ini kurang umum terdengar masyarakat umum, namun tank ini memiliki sejarah dan peran tersendiri untuk perjuangan TNI AD. Di negara Indonesia AMX-13 VCTB (Vehicule Chenille Blesses). Jenis tank ini menjadi tank ambulans pertama yang hadir melengkapi kekuatan kavaleri TNI AD.

Spesifikasi Tank

Tank ambulans ini sengaja tidak dipasangi SMB (Senapan Mesin Berat) M2HB 12,7 mm pada kubahnya. Sebagai petanda bahwa ini merupakan kendaraan medis seharusnya terdapat logopalang merah pada sisi kanan, kiri dan atas body tank. Tank ambulans dilengkapi juga dengan perlengkapan penanganan pertama seperti first aid kit, tabung oksigen, air, peralatan bedah di lapangan, cabinet untuk infus dan lain sebagainya. Namun Tank tidak efektif di medan hutan dan perkotaan, dimana kemampuan jarak jauh tank tidak bisa dipakai, penglihatan pengendara tank terbatas. Sehingga memerlukan unit lain dalam satu operasi penyerangan.

Tank Ambulans di Museum TNI AD Dharma Wiratama

Terdapat koleksi tank ambulans di Museum Dharma Wiratama. Koleksi ini sudah tidak dapat dioperasikan lagi karena sudah berusia tua. Pada bagian luar tampak sama dengan tank ambulans lain. Namun saat membuka pintu ambulans sudah tidap terdapat first aid kid dan peralatan lain untuk penanganan pasien. Tank menjadi koleksi yang ditampilkan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui perjuangan tentara. Namun saat ini spesifikasi tank ambulans yang ada di museum Dharma Wiratama tidak digunakan lagi dan diganti dengan tank yang lebih canggih dan terbaru. Salah satunya adalah tank Anoa.

Tank Ambulans Lebih Canggih

Sebagai pengganti tank AMX-13 VCTB yang lebih canggih adalah kendaraan tank Anoa 6×6 Ambulans. Varian ini merupakan tank yang diperuntukkan bagi tugas medis dalam perbantuan di medan pertempuran. Varian ini memiliki kelengkapan medis seperti oksigen, first aid kit,alat pacu jantung, dan lain sebagainya. Tipe anoa (tank ambulans) memiliki spesifikasi untuk memuat 7 orang crew.

Penulis: Kuni Qurota (Duta Museum untuk Museum TNI AD)