by museum|| 17 Januari 2023 || || 6.224 kali
Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 berusia 70 tahun di tempat pengasingan yaitu Makassar. Pangeran Diponegoro menjalani pengasingan selama hampir 25 tahun (12 Juni 1830 – 8 Januari 1855) dengan pengawasan yang sangat ketat, sampai akhirnya meninggal dunia karena usia tua. Pangeran Diponegoro wafat persis setelah mata hari terbit yaitu pukul 06.30 pagi, hampir bersamaan waktunya ketika lengkingan tangis bayi Pangeran ketika pertama kali melihat dunia sebelum waktu sahur tiba di Keputren Keraton Yogyakarta. Saat ini makam Pangeran Diponegoro berada di Kampung Mlayu di antara Jalan Andalas dan Jalan Irian sekarang, yang tidak jauh jaraknya dengan rumah keluarga, disana terdapat dua makan berplester putih dibangun bagi Sang Pangeran dan Istrinya area ini dikenal sebagai ‘Kuburan Sultan Jawa ‘.
Pada Hari Minggu, 8 Januari 2023 Patra padi mengadakan peringatan Haul BPH Diponegoro ke 168 Tahun di Museum Diponegoro yang berada di Tegalrejo. Museum ini merupakan kediaman Pangeran Diponegoro dan Ratu Ageng Tegalrejo, selain itu museum ini juga menjadi saksi bisu pecahnya Perang Jawa 1825.
Acara Haul Pangeran Diponegoro yang ke -168 bertema “Mikul Dhuwur Mendhem Jero Menyemai Cinta dan Khidmah “ memiliki rangkaian acara yang menarik dan penuh doa untuk Sang Pangeran. Acara ini dimulai dari minggu pagi hingga malam hari. Pada pagi hari dimulai dengan mengadakan khataman Al-Quran oleh Hafidhoh dari Mlangi dilakukan di Pendopo Sasana Wiratama Tegalrejo, kemudian pada malam hari terdapat Sholawatan dari Jamaah Baitul Arham dilanjutkan dengan Doa Maulid dan tahlil yang dipimpin oleh Habib Ahmad Quthban dari Mlangi dan terdapat beberapa sambutan yaitu sambutan dari Ketua Panitia Peringatan Haul BPH Diponegoro ke – 168 Tahun , kemudian sambutan kedua disampaikan oleh Ketua Umum Patra Padi dan Sambutan ketiga disampaikan oleh Dewan Pertimbangan Patra Padi. Pada sesi akhir terdapat pengajian oleh K.H.M. Hadanallah dan ditutup dengan doa bersama.
Pada acara Haul kali ini banyak melibatkan santri dari Mlangi hal ini dikarenakan Pangeran Diponegoro pernah menjadi santri Mlangi, beliau mempelajari ilmu agama di Mlangi dalam berbagai disiplin keilmuan seperti tasawuf, ushul fiqih, fikih seperti kitab Tarib, Lubab al-fiqh, Israth al Salatin, Taj al-Salatin dan kitab-kitab lainnya. Sehingga para santri dari Mlangi diajak untuk turut ikut serta dalam acara Haul Pangeran Diponegoro yang ke – 168 tahun.
Acara Haul ini diadakan sebagai sarana untuk mendoakan leluhur kita yaitu Pangeran Diponegoro dan sebagai sarana untuk meningkatan tali sillaturahmi dengan masyarakat sekitar maupun para santri dari Mlangi. Dengan diadakannya Haul Bendoro Pangeran Haryo Diponegoro yang ke-168 tahun dapat sebagai ajang mempromosikan Museum Diponegoro Sasana Wiratama sehingga para pengunjung bisa sekaligus melakukan napak tilas di ndalem Tegalrejo.
Ramalam Parangkusomo menjelaskan bahwa Pangeran Diponegoro hanya akan “ terbilang di antara para leluhuh “ meskipun hanya sebentar kini perjuangan Pangeran Dipongoro sangat berarti untuk Bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda kita bisa meneruskan Semangat Pangeran Diponegoro untuk masa depan Bangsa Indonesia, kita bisa belajar tetang Pangeran Diponegoro di Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama. Ayo menelusuri Masa lalu dan Menjelajahi Masa Depan bersama Museum Diponegoro.
Dyah Wulandari ( Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Monumen Pangeran Diponegoro Sasana Wiratama)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...