by museum|| 08 Februari 2023 || || 1.806 kali
Ina Balla Wttimena yang juga dikenal dengan nama Latumahina lahir di Lateri Pulau Ambon, 15 Mei 1902. Ibu dari Latumahina berasal dari salah satu desa yang terletak di pulau Saparua, berdekatan dengan Ambon yaitu desa Paperu. Sedangkan ayahnya berasal dari Negeri Lateri, dipulau Ambon. Setelah menamatkan Pendidikan dasar (SR), Latumahina tidak melanjutkan studinya lebih lanjut. Namun bila dilihat dari aktivitas Ina Bala bukan saja pengetahuan yang didapatkan seperti baca tulis dan berhitung melainkan mendapatkan Pendidikan keterampilan.
Meskipun baru berusia 19 tahun, dia sudah berani mendirikan organisasi perempuan Ambon Bernama Ina Tuni. Ina Bala menjadi sahabat seperjuangan Alexander Jacob Patty. Dengan berkedok kegiatan Pendidikan keterampilan jahit menjahit dan masak-memasak, Ina Bala mengobarkan semangat nasionalisme dari dapur ke dapur. Sebagai Pemimpin “Ina Tuni,” Latumahina selalu ikut bahu-membahu dengan pemimpin Latuharhary dalam mempertahankan kehidupan perjuangan dari partai orang Ambon. Juga masih dalam usia belia, Ina Bala berhasil menciptakan lagu mars Sarekat Ambon.
Sarekat Ambon adalah partai politik yang didirikan Alexander Jacob Patty. Ina Bala juga mendampingi Patty mendirikan koran SAIT (Sarekat Ambon Ina Tuni). Koran ini paling kritis terhadap pemerintahan Belanda sehingga terkena breidel. Seluruh wartawannya ditangkap dan Patty diasingkan ke Makasar. Dalam situasi ini, Ina Bala mengambil alih partai. Partai inilah yang kemudian menghantar Patty menjadi putra pribumi pertama yang duduk diparlemen local yakni Ambon Raad, 7 September 1924. Tanggal 7 September dianggap monumental sehingga mulai tahun 1972, ditetapkan sebagai hari jadi kota Ambon.
Ketika tahun 1928, Wage Rudolf Supratman memperkenalkan lagu Indonesia Raya, Ina Bala berhasil mendapatkan naskah lagu tersebut. Dengan satu-satunya naskah ditangan, dia kemudian berjalan dari rumah ke rumah mengajar ibu-ibu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dalam upaya menanamkan nasionalisme itulah Ina Bala ditangkap Belanda. Namun di kantor polisi, perempuan politisi itu tangkas berargumentasi sehingga tidak dijebloskan ke penjara.
Keterlibatan Ina Bala ini tidak terlepas dari kehidupan sosial, budaya dan politik masyarakat Ambon secara khusus dan Maluku pada umumnya. Di Maluku khususnya Ambon secara khusus, sebelum kedatangan Jepang orang Ambon telah melakukan kontak dagang dengan VOC dan pemerintahan Belanda sejak tiga abad dan hal ini memperngaruhi kehidupan orang Ambon disegala bidang. Hubungan yang lama ini menunjukkan begitu lama dan intimnya orang Ambon dengan Belanda diwilayah Indonesia. Dengan demikian, kehadiran Jepang di Ambon memberikan dampak bagi orang Ambon dan orang Maluku lainnya dikemudian hari. Kondisi semacam inilah mempengaruhi sikap, cara pandang Ina Bala dalam mengikutserakan dirinya dalam upaya meng-Indonesiakan orang Maluku.
Peran Ina Bala Wattimena Latumahina dalam organisasi Wanita Ina Tuni tidak terlepas dari kehadiran tokoh Nasionalis Indonesia asal Maluku di Ambon yang terlibat dalam organisasi seperti Indische Partij, Insulinde dan Sarekat Ambon. Melalui peran nasionalis ini, Ina Balla kemudian terus berjuang untuk tetap mempertahankan ke-Indonesiaan di Maluku.
Ina Tuni itu sendiri merupakan organisasi Wanita pertama di Maluku yang menjadi bagian dari Sarekat Ambon. Ina Tuni artinya Wanita asli atau Wanita mulia. Ina-ina atau ibu-ibu yang bergabung dalam Ina Tuni sangat membantu berbagai kegiatan Sarekat Ambon di Ambon dan Saparua. Keterlibatan organisasi Ina Tuni dengan tokoh-tokoh nasionalis di pulai Ambon berawal Ketika Ina Bala Wattimena berada di Lateri pulau Ambon. Ina Bala selalu hadir dalam rapat-rapat dengan Alexander Yacob Patty di Ambon. Bahkan Ketika Ina Bala sudah berkeluarga, Ina Bala Watimena atas ijin suaminya tetap melanjutkan kegiatannya dan tetap menjadi sahabat seperjuangan Alexander Jacob Patty.
Untuk menunjang Sarekat Ambon, Ina Bala Wattimena memusatkan kegiatan pada bidang Pendidikan, keterampilan jahit menjahit dan masak-memasak. Keterlibatan Ina Bala dengan aktivitasnyaa, dalam beberapa sumber yang diperoleh menyebutkan bahwa Ina Bala Wattimena mampu mengorbankan semangat nasionalisme dari dapur ke dapur. Kehidupan Ina Bala Wattimena bukan saja tidak pernah absen melainkan seslalu memakai kebaya dalam membantu nasionalis Indonesia asal Maluku dan selalu berjalan kaki tanpa sandal untuk bepergian karena tidak ada transportasi. Kehadirannya diberbagai tempat semakin kuat karena Ina Bala menyukai music. Ina Bala menciptakan lagu tentang Alexander Jacob Paty dan menciptakan lagu mars Sarekat Ambon. Syair yang dibuat ini dipersembahkan untuk perjuangan Sarekat Ambon dan Ina Tuni.
Diakhir perjuangan Ina Bala dan Alexander Jacobus Patty di Maluku khususnya Ambon, mendapat dukungan dari rakyat sekitar. Sarekat Ambon ternyata makin mendapat simpati rakyat dalam pemilihan calon-calon anggota Ambon Road tahun 1924, Alexander Jacob Patty dan pembantu-pembantu utamanya terpilih dengan sukses. Rakyat berbondong-bondong datang menghadiri rapat-rapat yang diselenggarakan oleh kawan-kawannya. Banyak warga di negeri-negeri Ambon dan Laese yang bergabung dalam organisasi ini, dan dalam waktu yang relatif singkat Sarekat Ambon tumbuh dan berkembang di Ambon, Haruku, Saparua dan Nusa Laut.
Sumber : Museum Pergerakan Wanita Indonesia
Duta Museum Susan
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...