5 JAJANAN KHAS KOTAGEDE YANG PALING SERING DICARI WISATAWAN

by museum|| 13 Februari 2023 || || 8.534 kali

...

Kotagede sebagai salah satu pilihan destinasi wisata Yogyakarta bukan hanya menyuguhkan wisata sejarah bagi para pelancong, tetapi juga menghadirkan berbagai macam pilihan jajanan khas yang wajib untuk dicoba. Salah satu pusat jajanan yang ada di Kotagede berada di Pasar Legi. Pasar Legi Kotagede adalah pasar rakyat yang telah berdiri sejak zaman Panembahan Senopati, pada masa kerajaan Mataram Islam. Meski sudah mengalami renovasi, namun bentuk bangunan aslinya tetap dipertahankan. Masih diapit oleh Monumen Jumenengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang disebut dengan Pacak Suji di sisi timur laut, dan gardu listrik induk tempo dulu yang dikenal dengan sebutan Babon Aniem di sisi barat laut pasar. Pelatarannya rimbun dengan pepohonan yang berjajar rapi, dan tentu saja selalu penuh sesak dengan aktivitas jual beli, khususnya pada hari pasaran Legi (penanggalan Jawa).

Di Pasar Legi tersedia berbagai macam jenis sayur, lauk, hingga jajanan pasar yang paling sering dicari dan wajib untuk dicoba. Berikut ini adalah ketujuh jajanan khas Kotagede yang paling sering dicari wisatawan.

1.Kue Kembang Waru

Salah satu jajanan khas Kotagede yang cukup populer adalah Kue Kembang Waru. Jajanan yang satu ini memiliki tekstur seperti bolu dan menawarkan cita rasa lezat. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan bentuknya yang unik yakni menyerupai bunga dan berkelopak. Jumlah kelopak pada jajanan ini adalah 8 yang melambangkan delapan jalan utama yakni matahari, bulan, bintang, air, tanah, angin, awan, dan samudra. Kue yang satu ini juga cocok dipilih sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang dari Kotagede.

2. Kipo

Kue kipo sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Bahkan, para bangsawan keraton pada masa lalu menjadikannya sebagai makanan favorit. Nama kipo timbul karena pada saat itu orang bertanya jajanan ini apa dalam bahasa jawa, “Iki opo?” Jadi disebut kipo. Kue ini berbentuk lonjong dan agak pipih serta lembut. Berwarna hijau di dalamnya terdapat campuran gula jawa dan parutan kelapa. Rasanya manis lembut sedikit kenyal, jika dirasakan ada bau khas panggangan.

Ukuran kipo yang tak terlalu besar ternyata justru malah membuat banyak orang semakin ketagihan karena memiliki rasa yang lezat. Kelezatan rasa kue kipo ini tak bisa lepas dari bahan alami yang digunakan dalam pembuatannya. Untuk isian yakni ‘enten-enten’ atau parutan kelapa muda yang dicampur dengan gula jawa yang dicairkan. Setelah dibentuk, adonan ini dipanggang dalam wajan yang telah diberi alas daun pisang. Sehingga memberikan aroma yang khas sulit ditemui makanan lain.

3. Legomoro

Legomoro serupa dengan lemper, yaitu makanan yang berasal dari ketan dengan isian daging ayam yang dibungkus dengan daun pisang. Yang menjadi pembedanya adalah cara membungkusnya, kalau lemper biasanya menggunakan daun pisang dan lidi di sisi kanan dan kiri sedangkan Legomoro menggunakan daun pisang yang diikat dengan tali bambu. Cara mengikatnya pun juga ada unik, ada yang menggunakan dua tali dan tiga tali.

4. Jadah Manten

Jadah Manten menjadi salah satu kuliner berupa jajanan khas Kotagede yang populer dan menarik untuk dicoba. Jajanan yang satu ini juga menjadi salah satu jajanan favorit di Kotagede yang banyak diminati oleh warga lokal maupun wisatawan.

Jadah Manten dibuat dengan bahan ketan yang memiliki isian daging ayam dengan cita rasa gurih. Jajanan yang satu ini juga sangat cocok dinikmati bersama dengan 1 cangkir teh atau kopi. Anda juga akan dimanjakan dengan sensasi sedap karena jadah terlebih dahulu dibakar sebelum disajikan. Jajanan yang satu ini juga sayang untuk tidak dicoba saat berkunjung ke Kotagede.

5. Yangko

Dahulu, yangko dikenal sebagai makanan raja-raja atau para priyayi. Bahkan Pangeran Diponegoro sering menjadikan yangko sebagai bekal ketika berperang karena dapat bertahan lama. Yangko sendiri sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram Islam yang berkembang di Kotagede.

Sementara itu nama yangko diyakini berasal dari kata kiyangko. Dalam pelafalan lidah orang Jawa, kata itu kemudian diucapkan menjadi yangko. Konon, orang yang pertama kali mengenalkannya adalah Mbah Ireng. Meskipun Mbah Ireng sudah membuat yangko sejak tahun 1921, yangko baru mulai dikenal luas oleh masyarakat pada tahun 1939. Yangko memiliki bahan dasar dan rasa yang hampir mirip dengan kue mochi asal Jepang. Hanya yang membedakan ialah mochi berbentuk bulat dan memiliki tekstur lembek dan kenyal. Berbeda dengan yangko yang berbentuk kotak dengan tekstur sedikit padat namun tetap kenyal.

 

Ramdani Rachmat

Duta Museum DIY untuk Museum Kotagede

Berita Terpopuler


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta