by museum|| 17 Februari 2023 || || 14.738 kali
Semarang merupakan wilayah yang sangat strategis sejak zaman penjajahan Belanda. Wilayah dengan topografi yang beragam dan memiliki berbagai keanekaragaman. Tapi, tahukah kalian bahwa terdapat peristiwa besar yang terjadi di Semarang? Untuk menjawab pertanyaan di atas kita kembali pada masa setelah kemerdekaan Indonesia.
Saat itu penjajah Jepang ingin merebut kembali Indonesia dan ingin menguasai republik ini. Terjadilah pertempuran-pertempuran besar di berbagai wilayah di Indonesia. Peristiwa itu diabadikan dalam koleksi Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama dalam pertempuran 5 hari di Semarang.
Pertempuran 5 Hari di Semarang
Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya pada Agustus 1945, namun ternyata penjajah masih ingin menjajah Indonesia untuk kedua kalinya. Situasi yang terjadi saat itu semakin memburuk dengam terdengarnya desas-desus sumber air minum telah diracun. Dikutip dari detik.com, para tentara Jepang melakukan penyerangan kepada delapan polisi yang sedang melakukan penjagaan cadangan air tersebut.
Pihak Jepang memperparah keadaan karena ingin meracuni sumber air minum. Sementara itu, dokter. Kariadi memeriksa cadangan air tersebut. Nahas, Kariadi justru ditembak tentara Jepang hingga wafat. Peristiwa ini menimbulkan amarah bagi rakyat Semarang dan meletuskan pertempuran.
Pertempuran terjadi di empat titik di Semarang, yakni daerah Kintelan, Pandanaran, Jombang, dan di depan Lawang Sewu (Simpang Lima). Lokasi konflik yang disebut banyak menelan korban dan berdurasi paling lama adalah di Simpang Lima atau yang kini disebut daerah Tugu Muda. Akhir pertempuran ini diawali dengan perundingan untuk mengupayakan gencatan senjata.
Peran dr. Kariadi
Dokter Kariadi bekerja sebagai Kepala Laboratorium Malaria di RS Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purusara) di Semarang hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, 17 Agustus 1945. Tidak lama setelah proklamasi diumumkan, perang kemerdekaan terjadi di berbagai kota, termasuk Semarang. Para pemuda menginginkan senjata Jepang, namun mayor Kido tidak mau menyerahkan kepada pemuda. Setelah itu Jepang melakukan serangan mendadak kepada polisi penjaga sumber air Siranda. Kedelapan polisi yang berjaga disiksa oleh Jepang.
Ternyata Jepang menabur racun dalam sumber air. Setelah terdengar kabar tersebut, dr. Kariadi bergegas memeriksa sumber air. Sebelumnya keluarganya melarang dr. Kariadi namun tetap bergegas. Di tengah perjalanan, mobil yang ditumpangi Kariadi dicegat oleh tentara Jepang, tepatnya di Jalan Pandanaran. Kariadi bersama dengan tentara pelajar yang menyopiri mobilnya pun ditembak secara keji oleh tentara Jepang. Kariadi sempat dilarikan ke rumah sakit sekitar pukul 23.30. Akan saat itu dr. Kariadi gugur.
Riwayat Hidup dr. Kariadi
Dokter Kariadi adalah lulusan Nederlandsch Indische Artsen School, Surabaya, pada tahun 1931. Mengabdi di sejumlah daerah di Indonesia yakni Malang (Jawa Timur), Martapura (Kalimantan Selatan), sampai Manokwari (Papua). Beliau pernah meneliti penyakit malaria di Manokwari sekaligus mengobati penderitanya. Merupakan dokter terbaik di antara 14 dokter yang bertugas di Manokwari. Pada zaman Jepang. Pernah menjadi Kepala Djawatan Pemberatasan Malaria di Semarang. Sukses membuat minyak penanganan penyakit malaria dan filariasis/kaki gajah dari minyak daun kenanga dan diberi nama Oleum microscopilar (1944). Di luar pekerjaannya, dr. Kariadi gemar meneliti dan menulis.
Keteladanan dr. Kariadi
Dr. Kariadi bukan hanya seorang pahlawan yang membakar semangat juang pertempuran 5 hari Semarang, beliau pun memiliki sejumlah karya di bidang penelitian tentang kesehatan masyarakat Papua saat bertugas di Manokwari. Saat itu, ia melakukan penelitian tentang Malaria dan Filariasis atau yang biasa disebut dengan kaki gajah yang banyak merebak pada masa itu di Indonesia. Berkat penelitiannya, ia berhasil menemukan jenis nyamuk baru yang menyebabkan Malaria tersebut.
Beliau menemukan cedar olie atau immersion oil yang merupakan sejenis minyak yang digunakan untuk pemeriksaan mikroskopik yang sulit diperoleh. Dr. Kariadi melakukan percobaan dan penelitian yang berhasil membawanya menemukan suatu formula minyak dari bahan Daun Kenanga pada tahun 1944 yang dinamakannya “Minyak Semarang”, yang selanjutnya atas persetujuan Semarang Iji Hookoo Kai, minyak tersebut berubah nama menjadi Oleum Promicroscopiekar.
Selama karirnya sebagai seorang dokter, ia juga dikenal tidak memungut biaya pengobatan bagi yang tidak mampu, bahkan membiayai langsung pengobatan bagi pasiennya. Dokter Kariadi sosok dokter yang rela berjuang, bertumpah darah demi misi yang sangat baik. Nama beliau diabadikan menjadi rumah sakit di Semarang, yaitu Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang.
Koleksi Museum Pusat TNI AD Peristiwa Perlawanan di Semarang
Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama mengangkat perjuangan para pejuang dalam pertempuran 5 hari di Semarang dalam koleksi museum. Pertempuran 5 hari di Semarang membuat para pejuang bersatu untuk tujuan yang sama. Terdapat koleksi mengenai kejadian ini, diantaranya adalah
1. Koleksi infografis perjuangan para pahlawan
Koleksi ini berisi gambaran secara rinci mengenai kejadian asal muasal dan saat pertempuran 5 hari di Semarang secara lengkap beserta perjuangan dr. Kariadi meneliti sumber air siranda, namun harus berakhir gugur.
2. Koleksi diorama pertempuran
Diorama pertempuran 5 hari di Semarang terdapat di Museum TNI AD Dharma Wiratama. Mengkisahkan pejuangan pejuang Semarang yang berjuang berkorban sekuat tenaga dan tanpa rasa takut
3. Senjata yang digunakan saat pertempuran 5 hari di Semarang.
Di dalam Museum TNI AD Dharma Wiratama terdapat senjata-senjata yang digunakan dalam pertempuran di Semarang.senjata ini dipajang dan menjadi koleksi palagan Semarang.
Kuni Qurota (Duta Museum DIY untuk Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...