KOMPLEKS MAKAM RAJA-RAJA MATARAM ISLAM, DESTINASI WISATA RELIGI DI KOTAGEDE

by museum|| 17 Februari 2023 || || 21.500 kali

...

 Kotagede mmerupakan salah satu wilayah di Yogyakarta yang masih lekat dengan warisan bersejarah. Salah satunya adalah makam raja-raja Mataram Islam yang terletak di kawasan bersejarah bagian selatan Kota Yogyakarta. Kompleks Makam Raja Kotagede atau Pasarean Hastana Kitha Ageng merupakan kompleks makam bagi raja-raja Mataram Islam pertama yang dibangun oleh Panembahan Senopati. Letaknya berada di sebelah barat Masjid Gedhe Mataram Kotagede, kompleks dari Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Raja pertama Mataram Islam, Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati dan raja kedua Mataram Islam, Mas Jolang atau Panembahan Hanyakrawati dikebumikan di komplek makam ini. Ayah Panembahan Senopati, yakni Ki Ageng Pemanahan dan Raja Pajang, Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya juga turut dimakamkan di kompleks Makam Raja Kotagede ini.

 

 

Keberadaan Kompleks Makam Raja Kotagede tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam di Kotagede dan sosok Panembahan Senopati. Setelah keberhasilannya untuk membunuh Arya Penangsang, Sultan Hadiwijaya memberikan Alas Mentaok sebagai tanah perdikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas jasanya. Ki Ageng Pemanahan bersama keluarga dan pengikutnya kemudian pindah dan membangun sebuah desa kecil di hutan tersebut. Pada saat itu, status wilayah di bawah kepemimpinan Ki Ageng Pemanahan masih sebuah kadipaten di Kerajaan Pajang. Setelah Ki Ageng Pemanahan wafat, Pangeran Benowo memberikan hak kepada Sutawijaya untuk melepaskan diri dari Kerajaan Pajang dan mendirikan Kerajaan Mataram Islam. Setelah peristiwa tersebut, Sutawijaya mengangkat dirinya menjadi sultan pertama Kerajaan Mataram Islam dengan gelar Panembahan Senopati. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mataram Islam mulai memperluas daerah kekuasaannya. Panembahan Senopati juga mendirikan Kompleks Makam Raja Mataram di sebelah barat Masjid Gedhe Mataram Kotagede. Pembangunan Kompleks Makam Raja di Kotagede dilakukan secara bertahap, terhitung sejak tahun 1589 dan selesai pada tahun 1606. Dalam kompleks makam terdapat tiga cungkup yang merupakan bangunan utama yang berfungsi sebagai pelindung makam-makam tertua. Ketiga cungkup tersebut bernama Bangsal Prabayaksa, Bangsal Witana, dan Bangsal Tajug. Adapun makam dan bagian belakang masjid pernah mengalami kebakaran yang merusak beberapa bangunan sehingga Sunan Paku Buwana X memerintahkan dilakukannya renovasi dengan menggunakan bahan bangunan dan gaya arsitektur pada masa tersebut.

Komplek makam ini berada sekitar 100 meter dari Pasar Kotagede dan dikelilingi oleh tembok besar. Pintu gapura memasuki komplek makam ini bercirikan arsitektur budaya Hindu bernama Gapura Paduraksa dengan kusen berukir. Di sebelah selatan ada Masjid Gedhe Mataram yang menuju ke dalam Kompleks Makam Raja-raja Mataram. Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dengan ukiran yang indah dan dijaga oleh sejumlah abdi dalem berbusana adat Jawa. Ada tiga gapura yang harus dilewati sebelum masuk ke bangunan makam. Di samping komplek makam, terdapat pemandian atau sendang yang dibangun sendiri oleh Ki Ageng Pemanahan dan Panembahan Senopati. Ada pula pemandian khusus laki-laki dan perempuan. Air pemandian laki-laki diperoleh dari sumber di dalam komplek makam, sedangkan air untuk pemandian perempuan diperoleh dari sumber pohon beringin di depan gerbang utama.

 

 

Sebagai makam raja, mereka yang ingin berziarah harus mengiuti beberapa aturan, seperti bagi para peziarah wanita diharuskan menggunakan kain jarik sebatas dada atau kemben dan tidak diperbolehkan memakai kerudung atau penutup kepala. Sedangkan bagi para peziarah laki-laki harus memakai kain jarik dan atasan berupa baju peranakan. Kedua pakaian yang dikenakan peziarah perempuan dan laki-laki merupakan pakaian abdi dalem.Pengunjung juga tidak diperkenankan untuk mengambil gambar atau memotret selama berada di kawasan makam. Pengunjung juga diharuskan untuk melepas alas kaki saat memasuki komplek makam. Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat ini sebaiknya datang pada hari Senin, Kamis, Jumat, dan Minggu. Sedangkan selama bulan ramadan, Kompleks Makam Raja-raja Mataram Islam tutup.

 

Ramdani Rachmat

Duta Museum DIY untuk Museum Kotagede

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta