Between Two Gates; Pemukiman Tradisional Jawa di Antara Dua Gerbang

by museum|| 22 Februari 2023 || || 2.705 kali

...

Kotagede merupakan salah satu Kapanewon di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki nilai historis dan merupakan salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta. Seperti yang diketahui, Kotagede dulunya merupakan ibukota kerajaan Mataram Islam pada pemerintahan Panembahan Senapati. Jogja Heritage Society (2007:24) menyebutkan bahwa, karena nilai historisnya Kotagede menjadi objek wisata budaya yang menarik untuk dikunjungi oleh wisatsawan asing, domestik maupun mahasiswa dan peneliti.

Salah satu lokasi yang cukup menarik adalah di area Kampung Alun-Alun Kotagede. Kampung Alun-Alun terletak di sisi selatan dari pusat perekonomian masyarakat Kotagede (Pasar Kotagede). Secara fisik, Kampung Alun-Alun dibentuk oleh dinding-dinding dan gerbang kecil yang mempertemukan dengan gang-gang sempit sebagai penghubung antar kampung. Sebagian Kampung Alun-Alun berbatasan dengan deretan rumah-rumah tradisional Jawa yang berada di antara dua pintu gerbang dan dikenal sebagai Between Two Gates atau Lawang Pethuk.  

Between Two Gates berlokasi di Kelurahan Purbayan, Kotagede, istilah nama tempat ini berasal oleh Tim Peneliti dari jurusan Teknik Arsitektur UGM pada tahun 1986. Dalam bahasa Indonesia diartikan “Di Antara Dua Gerbang” Bentuk dan tata ruang dari rumah-rumah tradisional Jawa yang terdapat di Between Two Gates ini tetap dipertahankan keasliannya hingga saat ini dan menjadi bagian dari museum hidup (Living Museum) Kotagede. Uniknya bangunan di luar area Between Two Gates tidak memiliki karakter arsitektur tradisional Jawa seperti yang ada di area ini. Keunikan lokasi ini merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga. Keunikan inilah yang akan membedakan antara suatu lokasi dengan lokasi lain yang akan menjadi identitas lokal dari tempat tersebut.

Between Two Gates merupakan lingkungan terkecil dari permukiman yang bersifat semi tertutup karena diapit dua gerbang pada kedua ujungnya. Satuan lingkungan ini terbentuk dari sejumlah Joglo yang terdiri atas dalem dan pendhapa yang berjajar dalam satu deret. Rumah yang berderet saling berhadapan utara-selatan dan terpisahkan oleh lorong sempit. Uniknya rumah yang saling berhadapan adalah milik satu orang. Rumah induk berada di sisi utara menghadap ke selatan. 

Rata-rata ukuran lebar jalan atau lorong di kawasan Between Two Gates adalah satu setengah hingga dua meter setengah. Dalam area Between Two Gates juga terlihat adanya pembagian zona ruang yang tetap mempertahankan budaya rumah Jawa, yakni peletakan ruang terbagi berdasarkan sifat ruang, yaitu: publik, semi-publik, privat, dan semi-privat. Ruang publik meruoakan ruang yang dapat dilewati atau dimasuki oleh semua orang, misalnya jalan atau lorong. Ruang semi-publik adalah ruang yang hanya diperuntukkan bagi orang tertentu saja, seperti halaman rumah dan teras. Ruang privat adalah ruang yang sangat pribadi dan hanya anggota keluarga saja yang boleh memasukinya. Kemudian untuk ruang semi-privat dapat berupa ruang baca.

Lorong-lorong sempit antar rumah yang berada di area Between Two Gates ternyata juga memiliki fungsi sosial yang cukup unik. Di lokasi ini terdapat sistem kekerabatan yang kuat tercermin melalui ruang-ruang interaksi sepanjang lorong. Kawasan pemukiman Beetween Two Gates ini membuka akses interaksi melalui jalan Rukunan. Warga di pemukiman ini menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat, sehingga untuk mengerti satu sama lain, mereka berusaha untuk membaur dan berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya. Bentuk Kerukunan lainnya juga ditandai dengan dibuatnya tempat duduk berbentuk berundak dari beton di samping atau depan rumah.

 Jalan Rukunan juga membentuk karakter orang yang mengakses jalan ini, dikarenakan warga yang mengakses jalan ini sadar bahwa jalan tersebut sebetulnya merupakan sebagian tanah milik pribadi namun, boleh dilewati oleh khalayak umum. Hal ini membuat warga pengguna jalan lebih menghargai pemilik jalan tersebut yang diwujudkan dengan kegiatan saling menyapa ketika melewati Jalan Rukunan.  

Nadia Farah S. Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Kotagede

Sumber:

Firlando, Made Algo Ellais dan Wiyatiningsih (2018). “Mempertahankan Identitas Lokal Melalui Pengelolaan Lorong-Lorong di Kampung Alun-Alun Kotagede”. Jurnal Arsitektur dan Perkotaan. “Koridor”, 09(02), 292-298.

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta