Douwes Dekker: Sahabat Karib Suwardi Suryaningrat

by museum|| 07 Maret 2023 || || 1.427 kali

...

“Tiada seorang pun mengenal Suwardi Suryaningrat sebagaimana Douwes Dekker mengenalnya! Tiada seorang pun menghormati dan mencintai Suwardi Suryaningrat sebagaimana Douwes Dekker menghormati dan mencintainya! Di dalam tubuh Suwardi yang lemah itu bersemayamlah kemauan yang tangguh dan selalu ia menangkan manakala ia sudah berniat mencapai sesuatu. Sebagai seorang pemuda berusia 22 tahun yang bersama-sama Douwes Dekker dan dr. Tjipto dibuang, dia berhasil meraih Akte Guru Belanda,” pernyataan Harumi Wanasita istri Douwes Dekker dalam buku Ki Hadjar Dewantara: Ayahku karya Bambang Sokawati Dewantara.

Lahir di Pasuruan pada tanggal 8 Oktober 1879 dengan nama Ernest François Eugène Douwes Dekker. Ia terkenal dengan julukan Bapak Nasionalisme Indonesia karena kegigihannya dalam melawan penjajah. Ia aktif di bidang politik dan jurnalistik. Atas dedikasinya kepada Bangsa Indonesia, pada tahun 1947 Ir. Soekarno memberikan nama Danudirja Setiabudi.

Perjalanan hidupnya tidak lepas dari peran serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia bersama Suwardi Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Mulanya, ia mengenal Suwardi saat mengenyam pendidikan di STOVIA. Kemudian pada tahun 1910 Suwardi meninggalkan STOVIA. Pertemuan mereka tidak berhenti di situ saja. Setelah Suwardi keluar dari STOVIA, Sutartinah sebagai istrinya, menyarankan agar ia mengembangkan bakat jurnalistiknya. Dorongan tersebut membuat Suwardi semangat dan aktif mengirimkan tulisan di surat kabar Midden Java dan De Express Bandung yang dipimpin oleh Douwes Dekker.

Tulisan Suwardi menarik perhatian Douwes Dekker. Dalam persinggungan tersebut, Douwes Dekker mengundangnya ke Bandung dan memberikan pekerjaan untuk mengurus De Express kepada Suwardi. Kerja sama yang mereka bangun berlanjut hingga ke ranah politik. Pada tahun 1912, mereka bersama dr. Tjipto Mangunkusumo membangun partai politik bernama Indische Partij. Hingga khalayak mengenalnya mereka sebagai Tiga Serangkai.

Perjuangan mereka tidak berjalan mulus begitu saja. Mereka ditangkap dan dipenjara di Bandung akibat menerbitkan surat-surat yang mengkritik Pemerintah Hindia Belanda. Sebagai seorang sahabat, Douwes Dekker memberikan surat kepada Sutartinah ketika menjenguk Suwardi di penjara yang berisi “Tinah! Jangan berkecil hati! Kau harus bangga bahwa satu di antara pahlawan-pahlawan kita itu adalah manusia pujaanmu.” Begitulah tulisan Douwes Dekker dalam upaya menguatkan istri dari sahabat karibnya.

Selanjutnya Pemerintah Hindia Belanda memberikan vonis kepada mereka untuk masing-masing diasingkan di Bangka, Banda Neira, dan Timor Leste. Namun, atas kecerdasan mereka dalam menyusun tak-tik perjuangan, akhirnya Pemerintah Hindia Belanda mengabulkan permintaan mereka agar diasingkan di Belanda. Tiga Serangkai bersama Sutartinah berangkat ke pengasingan pada 13 September 1913. Perjuangan Tiga Serangkai terus berlangsung dalam pengasingan. Namun, belum setengah tahun di Belanda, Douwes Dekker memilih pindah untuk mengembangkan pengetahuannya di Universitas Berlin Jerman.

Lantas hal tersebut tidak mengurangi hubungan persahabatan antara Douwes Dekker dan Suwardi. Ketika anak pertama Suwardi dan Sutartinah lahir di Belanda, Douwes Dekker berkontribusi memberikan nama pada putri mereka yakni Asti. Begitu pula saat anak kedua mereka lahir, Douwes Dekker menambahkan nama Aryo Mataram dengan nama lengkap Subroto Aryo Mataram.

Terlihat bahwa hubungan persahabatan mereka tidak hanya berkutat pada persoalan politik saja, melainkan dalam kehidupan lainnya Douwes Dekker sangat perhatian pada keluarga Suwardi. Bahkan perubahan nama Suwardi Suryaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara, Douwes Dekker pun mengetahui asal-usulnya. Dalam perjalanannya memperjuangkan bangsa Indonesia, Douwes Dekker merasakan banyak pelajaran yang ia dapatkan dari sosok Ki Hadjar Dewantara. .

Sumber:

  1. Buku Nyi Hadjar Dewantara karya Bambang Sokawati Dewantara, 1984.
  2. Buku Ki Hadjar Dewantara: Ayahku karya Bambang Sokawati Dewantara, 1989.

Penulis: Aulia Rachma Diah, Duta Museum DIY untuk Museum Dewantara Kirti Griya

 

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta