by museum|| 16 Maret 2023 || || 791 kali
Sebagai kota Pelajar, Yogyakarta memiliki banyak kampus yang menjadi tujuan study bagi para calon mahasiswa baik dari dalam DIY maupun luar DIY. Keberadaan kampus ini secara tidak langsung juga membuka peluang bagi usaha lain untuk memenuhi kebutuhan para mahasiswa tersebut. Usaha lain yang kemudian muncul di sekitaran kampus diantaranya bisnis kuliner, perlengkapan alat tulis, Laundry, fotocopy, kost – kostan dan lain sebagainya. Dengan banyaknya mahasiswa yang menimba ilmu di Yogyakarta, hal ini juga berdampak pada bidang wisata yang menjadi tujuan untuk melepas penat disela sela perjuangan menuntut ilmu.
Diantara banyaknya kampus yang ada di Yogyakarta yang memiliki berbagai fasilitas dan keunggulan yang ada, ternyata beberapa kampus juga memiliki museum sebagai wisata edukasi bagi para mahasiswa dan msayarakat umum. Konsep dan koleksi yang disajikan pun beragam, mulai dari sejarah kampus, produk yang telah diciptakan, prestasi kampus maupun dan lain sebagainya. Berikut beberapa Museum yang dimiliki oleh kampus yang ada di Yogyakarta
A. Museum Biologi UGM
Museum yang menempati sebuah bangunan salah satu BCB (benda cagar budaya) di Jalan Sultan Agung No. 22, Kelurahan Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta ini dikenal dengan nama Museum Biologi. Bangunan Museum ini dahulu merupakan perumahan opsir-opsir belanda yang dipakai untuk mengawasi aktivitas Kraton Pakualaman. Dalam pembangunan setelah lndonesia merdeka, bangunan ini dialihfungsikan sebagai museum (BPCB DIY) yang mulai dibuka untuk umum sejak 1 Januari 1970.
Museum Biologi terdiri atas bangunan induk, bangunan sayap dan bangunan belakang. Bangunan induk difungsikan sebagai museum, sedangkan bangunan sayap dan belakang difungsikan sebagai rumah tinggal. Museum Biologi merupakan salah satu museum khusus bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang berada di bawah pengelolaan Fakultas Biologi UGM. Kepala Museum adalah tenaga pendidik (Dosen) Fakultas Biologi UGM yang ditunjuk oleh Dekan Fakultas Biologi UGM melalui Surat Keputusan Dekan. Museum Biologi memiliki koleksi awetan hewan (zoologi) dan awetan tumbuhan (botani) berupa awetan kering dan awetan basah. Jumlah koleksi ada ± 4.000 spesimen awetan.
B. Museum Universitas Gadjah Mada
Museum UGM berada di Kompleks Bulaksumur, Blok D-6 & D-7, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman. Bangunan museum ini telah dibangun sejak tahun 1960an dan diresmikan sebagai museum pada acara Dies Natalis UGM ke-64 tanggal 19 Desember 2013. Museum UGM didesain sebagai jendela bagi masyarakat untuk lebih mengenal Universitas Gadjah Mada yang merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia dan telah menghasilkan banyak tokoh dan karya dalam berbagai bidang.
Museum UGM memiliki koleksi sejumlah 555 buah berupa objek-objek yang berhubungan dengan perjalanan sejarah berdirinya UGM, sumbangsih UGM untuk bangsa dan negara, sejarah perjuangan tokoh-tokoh UGM dan tokoh nasional yang telah berjasa bagi berdirinya UGM, capaian hasil penelitian, objek-objek yang menunjukkan peran UGM dan pengabdian masyarakat sejak berdiri hingga saat ini.
Selain sebagai ruang pembelajaran, Museum UGM dirancang sebagai wadah berekspresi dan berkegiatan budaya bagi civitas akademika, komunitas dan masyarakat umum. Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan adalah pameran temporer, diskusi, tour heritage UGM, pendampingan komunitas, dan pelatihan-pelatihan dalam bidang permuseuman.
C. Museum Kayu Wanagama
Museum Kayu Wanagama diprakarsai oleh Prof. Dr. Ir. Hj. Oemi Haniin Soeseno dan Ir. Dra. Larasati Suliantoro Sulaiman dengan dukungan pihak-pihak lain yang berkontribusi. Museum Kayu Wanagama terletak di Desa Bunder, Kec. Playen, Gunungkidul. Lokasi Museum Kayu Wanagama ini berada dalam Kawasan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada atau juga sering disebut Hutan Pendidikan Wanagama.
Bangunan Museum Kayu Wanagama berupa rumah panggung dengan bahan baku kayu jati (Tectona grandis). Bahan baku bangunan museum berupa dua buah rumah kayu buatan tahun 1880 sumbangan dari Perum Perhutani yang dirombak menjadi satu bangunan dalam bentuk rumah panggung. Proses perakitannya dimulai sejak tahun 1995 hingga Museum ini diresmikan pada tanggal 8 Agustus 1998 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Menteri Kehutanan RI Ir. Muslimin Nasution.
Lokasi museum yang berada di kawasan hutan menambah kesan asri dan nyaman untuk para pengunjung. Suasana yang sejuk dan nyaman inilah menambah keasrian lokasi museum yang sengaja dibangun untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa hutan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan. Museum Kayu Wanagama memiliki 412 koleksi diantaranya koleksi fosil kayu. Peralatan rumah tangga koleksi patung-patung kayu, dan lainnya.
D. Museum Geoteknologi Mineral (MGTM)
Museum Geoteknologi Mineral (MGTM) diprakarsai oleh Prof. Drs. H. R Bambang Soeroto, sebagai Rektor pertama UPN “Veteran”. Museum Geoteknologi Mineral (MGTM) adalah satu-satunya museum yang menyajikan gambaran sejarah terjadinya jagad raya/alam semesta hingga tata surya termasuk Bumi dan bukti- buktinya. Museum ini mempunyai koleksi berbagai jenis mineral, batuan, fosil, bahan galian (tambang), maket, berbagai jenis produk minyak mentah dan gambar-gambar yang berhubungan dengan dasar-dasar ilmu kebumian, dan rekayasa ilmu kebumian di bidang teknik pertambangan, perminyakaan serta aplikasi ilmu geologi di bidang pertanian.
Museum Geoteknologi Mineral (MGTM) memiliki koleksi 1.525 obyek/peraga yang berasal dari benua Amerika, Eropa, Asia, Australia dan Afrika yang terdapat dalam Ruang Pamer I dan II. Koleksi museum terdiri dari fosil dan replika (Invertebrata dan Vertebrata) termasuk holotype dengan berbagai umur dan lingkungannya, yang apabila dirunut umurnya mulai 500 juta tahun yang lalu sampai pada bukti-bukti evolusi fosil hewan dan lingkungannya, serta Manusia Purba-Sangiran. Terkait dengan Sangiran, museum juga mengkoleksi replika Homo erectus serta budaya artefak sejak Paleolitikum, Meso dan Neolitikum. Koleksi lainnya yaitu berbagai jenis/tipe kristal mineral dari berbagai benua dan batuan (Batuan beku, Batuan sedimen dan metamorf) dari wilayah NKRI sebagai hasil riset para dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Mineral dan Pertanian. Kristal mineral dan batuan tersebut memiliki umur yang bervariasi.
E. Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta
Laboratorium Sejarah Universitass PGRI Yogyakarta didirikan pada tahun 1985 yang diinisiasi oleh Drs. Doddy Soejono MA, yang memiliki kecintaan tinggi terhadap sejarah. Pada ulang tahun Laboratorium Sejarah yang ke 33 tepatnya pada tanggal 29 September 2018 secara resmi nama Laboratorium Sejarah (Lab Sejarah) berubah menjadi Museum Laboratorium Sejarah yang disingkat menjadi MUSEORIUM SEJARAH.
Museum Laboratorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta memiliki 3 ruang utama yang terdiri atas ruang audio-visual, ruang display, dan ruang workshop. Ruang audio-visual dilengkapi dengan berbagai peralatan dan perlengkapan yang mengandung pembelajaran multimedia. Ruang audio-visual juga dilengkapi dengan maket, diorama, dan media pendukung lainnya yang membantu pengunjung maupun mahasiswa dalam mempelajari sejarah. Pada sisi timur dinding ruangan audio-visual juga terdapat repro Candi Panataran yang berupa gerbang masuk, yang didalamnya tersimpan DVD player, Televisi dan koleksi-koleksi audio dan visual dari materi sejarah yang dimiliki museum.
Yuk kita main ke museum
Salam Sahabat Museum
Museum di Hatiku
Kontributor : A. Pratiwi - Pencinta Museum
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 12 September 2022
Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 27 Januari 2020
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman telah memulai seleksi administrasi Pemilihan Duta Museum DIY tahun 2019 pada tanggal 21 Januari 2019. Dari Seleksi Administrasi ...
by museum || 04 Februari 2021
Selasa 2 Februari 2021, Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY melalui Seksi Permuseuman mengadakan rapat koordinasi dengan Barahmus DIY dalam rangka pembuatan buletin permuseuman 2021. Pada tahun ...
by museum || 04 Februari 2021
source pic : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/detail/index/858 Jogja selain merupakan kota pendidikan , kini juga merupakan Daerah Istimewa. Daerah yang menyimpan banyak sejarah, budaya dan ...