Nilai Luhur Konsep Kepemimpinan Jawa Asta Brata Dalam Jajanan Khas Kotagede: Kue Kembang Waru

by museum|| 20 Maret 2023 || || 11.450 kali

...

Kue Kembang Waru tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita ketika berkunjung ke Kotagede, salah satu rekomendasi jajanan khas untuk oleh-oleh adalah kue ini. Kue Kembang Waru merupakan warisan dari Kerajaan Mataram Islam yang dulunya hanya disajikan untuk raja pada acara atau perayaan khusus. Namun saat ini, kita tanpa terkecuali dapat menikmati kue dengan citarasa manis dan gurih ini. Bentuk kue ini dibuat menyerupai bunga Waru yang banyak tumbuh di Kotagede, dengan kelopak berjumlah delapan. Ternyata delapan kelopak ini tidak hanya sebagai simbol intepretasi dari bentuk Kembang Waru namun juga merupakan representasi dari filosofi kepemimpinan Jawa atau sering disebut Asta Brata.

Istilah Asta Brata berasal dari kitab hukum Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra yang dihimpun oleh Bhagawan Bhirgu yang diajarkan oleh Manu, pemuka agama Hindu. Secara etimologis Asta Brata merupakan dua gabungan kata yakni Asta yang artinya delapan dan Brata yang artinya laku atau pedoman (Suyami, 2008). Asta Brata merupakan lambang kepemimpinan dalam delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, api, samudera, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur tersebut mewakili karakteristik sifat ideal dari seorang pemimpin.

Konsep Aasta Brata dalam kitab Manawa Dharma Sastra menjelaskan bahwa pemimpin bertindak sesuai dengan karakter para Dewa yang kemudian menjadi tolok ukur kepemimpinan pada masa tersebut dan tidak semuanya melambangkan elemen alam. Ketika Islam memasuki Jawa nilai-nilai ini disesuaikan dengan prinsip ajaran Agama Islam, yang kemudian konsep Dewa di Asta Brata diubah menjadi delapan unsur alam. Sifat atau watak alam tersebut merupakan simbolisasi sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam kontes budaya Jawa.

Dalam konsep kepemimpinan Asta Brata dalam Serat Pustakaraja Purwa, pemimpin haruslah menguasai delapan sifat unsur alam dalam kepemimpinan yakni:

  1. Bumi

Bumi merupakan tempat kehidupan, menyediakan semua kebutuhan dasar makhluk hidup yang kokoh dan senantiasa memberi. Layaknya bumi, pemimpin harus memiliki sifat murah hati, memberi tanpa pamrih kepada masyarakat yang ia ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan.

  1. Surya (Matahari)

Seperti matahari pemimpin harus memiliki sifat membagikan energi berupa tujuan dan alasan untuk setiap keputusan yang diambil. Berhati-hati dalam mengambil keputusan. Serta dapat memberi dengan terus-menerus hingga tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak untuk orang lain.

  1. Agni (Api)

Api merupakan unsur alam yang paling adil, sifatnya spontan namun stabil mencerminkan keadilan, keberanian dan keyakinan kuat. Sifat api ini juga merepresentasikan ketegasan serta keberanian, kebijaksanaan dalam mengambil keputusan serta adil dalam menghukum yang bersalah.

  1. Tirta (Air)

Layaknya air pemimpin harus membuka mata dan pikiran secara luas, menerima pendapat dari luar sebagai tanda hormat dan menghargai dari seorang pemimpin kepada orang lain. Namun sebagai pemimpin juga tidak menelan mentah-mentah masukan yang datang, melainkan juga harus memikirkan dengan baik pendapat yang ada sehingga sang pemimpin mampu mendapat pengetahuan baru. Selain itu pemimpin juga harus memiliki sifat pemaaf dan pemulih keadaan.

  1. Mendung (Langit)

Langit merupakan simbol dari luasnya ilmu pengetahuan, sosok pemimpin yang disimbolkan langit haruslah memiliki kemampuan yang dapat diajarkan kepada orang lain. Selain itu pemimpin juga harus memiliki sifat adil tidak pilih kasih kepada pengikutnya.  

  1. Samirana (Angin)

Angin dapat berhembus dimana saja dan terbentuk dari adanya perbedaan tekanan udara. Pemimpin merupakan seorang yang keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan oleh sekitarnya. Keberadaan pemimpin bukanlah sebagai simbol kekuasaan melainkan merupakan sosok yang langsung menghadapi masalah dan peduli terhadap kondisi yang tengah terjadi. Serta mampu meneliti dan memeriksa tingkah laku pengikut.

  1. Rembulan (Bulan)

Bulan dapat terlihat jelas ketika malam hari dan ketika dipandang akan muncul perasaan damai walau dalam kondisi gelap. Sosok pemimpin juga harus mampu memberikan kedamaian, kenyamananm, kegembiraan dan harapan untuk sekitarnya sekalipun dalam kondisi putus asa.

  1. Lintang (Bintang)

Salah satu unsur yang juga memberikan informasi mengenai arah mata angin ketika malam hari. Pemimpin layaknya bintang harus menjadi pengarah dan pedoman bagi lingkungannya serta mampu memegang kuat prinsipnya. Pemimpin juga menjadi inspirasi bagi yang lain karena ini merupakan satu prinsip dasar ruh kepemimpinan

Adanya kue Kembang Waru tidak hanya membuat kita bisa menikmati jajanan manis dan gurih khas citarasa dari kue ini, namun juga dapat mengingatkan kita terhadap sikap teladan dari pemimpin yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Salam sahabat museum, museum di hatiku!

 

Sumber:

As’ad, Moh., Anggoro, Wahyu Jati, dan Virdanianty, Mariana. (2011). Studi Eksplorasi Konstrak Kepemimpinan Model Jawa: Asta Brata. Jurnal Psikologi, 38(2), 228-239.

 

Nadia Farah S. Duta Museum DIY 2022 untuk Museum Kotagede

 

Berita Terpopuler


...
Raden Ayu Lasminingrat Tokoh Intelektual Pertama

by museum || 24 Oktober 2022

Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...


...
Batik Kawung

by museum || 02 Juni 2022

Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...


...
Siklus Air: Definisi, Proses, dan Jenis Siklus Air

by museum || 04 Juli 2023

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...


...
Pahlawan Perintis Pendidikan Perempuan Jawa Barat Raden Dewi Sartika (1884-1947)

by museum || 24 Mei 2022

Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...


...
Laksamana Malahayati Perempuan Pejuang yang berasal dari Kesultaan Aceh.

by museum || 12 September 2022

Malahayati adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh. Sebagai perempuan yang berdarah biru, pda tahun 1585-1604, ia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana ...



Berita Terkait


...
SEMINAR PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM TOKOH PEWAYANGAN NUSANTARA: JEJAK, PERAN, DAN RELEVANSI

by museum || 03 Maret 2021

Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...


...
Workshop Membuat Poster Pendidikan dan Koleksi MPI UNY

by museum || 09 Maret 2021

Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...


...
Duta Museum DIY : Free Modelling Class Museum Tembi Rumah Budaya

by museum || 16 Maret 2021

Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...





Copyright@2024

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta