by museum|| 03 April 2023 || || 58.402 kali
Buah kepel atau dikenal dengan nama ilmiah Stelechocarpus burahol merupakan tumbuhan identitas Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kepala DIY No. 385/KPTS/1992 tentang Penetapan Identitas Flora dan Fauna DIY. Spesies ini belum tergolong dalam daftar flora yang dilindungi dalam Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 dan belum terdaftar IUCN Red List, namun keberadaanya saat ini sudah jarang ditemui. Pohon kepel juga tersebar di berbagai provinsi yang ada di Indonesia dikenal dengan nama pohon kecindul, simpol, burahol, dan turalok. Dalam bahasa inggris tumbuhan ini dikenal dengan nama Kepel Aple.
Buah yang dapat tumbuh dan tersebar di kawasan Asia Tenggara, Solomon hingga Australia ini memiliki cita rasa yang manis dengang daging buah yang berwarna agak kekuning-kuningan hinga kecoklatan membungkus biji buah kepel yang cukup besar. Pada umumnya tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 600 MDPL. Pohon buah kepel umumnya dapat tumbuh sampai dengan tinggi 25 meter dan berdiameter 40 cm. Tekstur kulit pada pohon kepek sendiri pada umumnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan ini disebabkan karena adanya bekas tumbuhnya buah dan bunga. Hal ini disebabkan karena buah dan bunga pohon kepel tidak tumbuh di ranting ataupun dahan melainkan pada batang pohon kepel.
Daun pohon kepel berbentuk memanjang ataupun lonjong meruncing dengan panjang 12-27 cm dan lebar 5-9 cm. Pada umumnya bunganya beraroma harum pada jenis bunga tunggal. Bunga jantan terdapat pada bagian atas atau cabang yang tua bergerombol 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya hanya terdapat di bagian bawah pohon. Buah yang tumbuh memenuhi pohonnya ini memiliki bentuk yang bulat serta lonjong dengan bagian ujungnya meruncing dengan warna coklat agak keabu-abuan dan bila sudah tua akan berubah menjadi coklat tua.
Nama buah kepel sendiri sebenarnya disebabkan karena ukuran buah ini hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa. Namun siapa sangka bahwa buah ini memiliki nilai filosofi Adiluhung yaitu, sebagai perlambangan kesatuan dan dan keutuhan mental serta fisik karena ringan seperti halnya tangan yang terkepal. Buah kepel sejak dulu kala digunakan oleh para putri keraton sebagai penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu, juga dipercaya sebagai salah satu sarana kontrasepsi sebagai sterilisasi wanita (KB) oleh karena itu buah ini menjadi kegemaran para putri keraton karena menyimpan berbagai khasiat dibidang kecantikan. Selain itu, manfaat yang diperoleh jika mengonsumsi buah kepel. Daging buah kepel dipercaya berkhasiat memperlancar air kecil hingga pencegahan inflamasi ginjal. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengurangi asam urat dan lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol. Fakta lainnya adalah akar, biji, dan buahnya mengandung saponin, flavonoida, dan polifenol yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Saat ini buah kepel dikenal sebagai obat herbal untuk membersihkan darah, serta menguatkan liver, paru-paru hingga ginjal.
Adanya anggapan bahwa pohon kepel atau burahol ini merupakan pohon keraton yang hanya pantas di tanam di kawasan istana menyebabkan terjadinya kelangkaan. Selain itu, masyarakat juga merasa malas untuk membudidayakan buah kepel yang bercita rasa manis ini karena buah ini dipenuhi dengan biji. Kini pohon langka tersebut dapat ditemui di kawasan Keraton Yogyakarta, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor, dan Universitas Gadjah Mada. Sahabat Museum juga dapat melihat awetan tumbuhan atau herbarium buah kepel di Museum Biologi Universitas Gadjah Mada,
Oleh: Adi Guzali (Duta Museum DIY untuk Museum Biologi UGM)
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...