by museum|| 28 April 2023 || || 5.630 kali
Halo Sahabat Museum, bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Artikel kali ini kita akan membahas mengenai keterkaitan Museum Affandi dan daun pisang. Yuk kita ulas bersama. Jika Sahabat Museum pernah mengunjungi Museum Affandi pasti anda akan melihat atap museum yang berbentuk seperti pelepah daun pisang. Galeri pertama dan rumah beliau di design oleh Bapak Affandi berbentuk pelepah daun pisang. Daun pisang memiliki filosofi tersendiri bagi Bapak Affandi. Daun pisang menyimpan kesederhanaan, kesahajaan dan egaliter. Selain itu ketika beliau dan saudara-saudarinya pernah terjangkit penyakit cacar, pada saat itu belum ada pengobatan atau vaksin seperti saat ini dan orang-orang yang sakit cacar hanya dibaringkan diatas daun pisang yang utuh kemudian ditutup juga dengan daun pisang yang lain supaya terasa sejuk dan tidak dihinggapi lalat. Dari cerita inilah kemudian Affandi mempunyai ide untuk membuat atap-atap museumnya mirip dengan pelepah Daun pisang. Daun pisang bisa diterima di semua golongan, baik masyarakat desa maupun kalangan menengah atas. Di balik warna hijaunya, daun pisang memberi pesan kepada kita, meski sudah ditinggal penggunanya, sejatinya ia masih tetap bermanfaat seperti dahulu. Bagaimana tidak, coba kita menengok sejenak ke zaman dahulu, dimana daun pisang selalu dibutuhkan saat kita akan pergi ke kadang, di hutan maupun di tempat kerja lain seperti sawah.
Filosofi pertama daun pisang yang pertama yaitu, pohon pisang bisa tumbuh dimanapun. Tahukah kita bahwa pohon pisang dapat tumbuh dimana saja termasuk tempat yang gersang, pohon pisang sangat kuat dan selalu survive dimanapun dia berada. Begitupula dalam hidup ini, kita harus meniru pohon pisang yang bisa hidup dimanapun, bagaimanapun keadaannya dan selalu berusaha untuk tetap hidup, dan tidak mudah menyerah dengan keadaan. Filosofi kedua yaitu, pohon pisang tidak akan mati sebelum dia mengeluarkan buahnya. Pelajaran yang bisa kita ambil dalam poin kedua ini sangat jelas sekali, bahwa dalam hidup ini kita harus berkarya, menghasilkan sesuatu yang bisa memberikan manfaat pada orang lain, jadi kita harus berusaha sebaik-baiknya untuk menghasilkan karya itu walaupun nantinya bukan kita yang menikmati hasil dari kerja keras kita. Seperti pohon pisang yang berjuang keras untuk tumbuh demi menghasilkan buah yang bisa dinikmati oleh makhluk yang lain. Makna jangan pernah mati sebelum berbuah, secara umum bisa kita artikan jangan pernah meninggalkan suatu tempat tanpa meninggalkan kesan atau karya yang baik. Agar bisa melakukan hal itu kita harus selalu berbuat baik dimanapun kita berada, karena sewaktu-waktu kita bisa saja terpaksa meninggalkan suatu tempat secara tiba-tiba dan tidak bisa di tunda-tunda lagi. Filosofi Ketiga, buah pisang hasil dari perjuangan pohon pisang. Poin ketiga ini adalah bagian yang paling disukai Affandi dari filosofi pohon pisang. Prinsipnya, sebagai manusia merdeka kita harus berusaha sekuat mungkin untuk menghancurkan hal-hal yang menghalangi kita untuk meraih impian atau cita-cita yang kita inginkan, dan janganlah pernah berputus asa.
Jadi Sahabat Museum, inti dari filosofi pohon pisang versi Affandi yaitu, jangan pernah berputus asa dan tetap berjuang untuk menjadi lebih baik. Berjuanglah secara teguh, yaitu berusaha secara bersungguh-sungguh sekuat tenaga yang kita miliki sampai Tuhan sendiri yang menghentikan kita, bukan karena kita yang ingin berhenti. Itulah sedikit informasi mengenai keterkaitan Museum Affandi dan pohon pisang. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Salam Sahabat Museum. Museum Di Hatiku.
Oleh : Monica Rahmawati, S.Tr.Par
Duta Museum DIY Untuk Museum Affandi
by museum || 04 Juli 2023
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang diperlukan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Untungnya, air adalah sumber daya alam terbarukan. Proses pembaharuan air berlangsung dalam ...
by museum || 02 Juni 2022
Batik merupakan karya bangsa Indonesia yang terdiri dari perpaduan antara seni dan teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia, yang membuat batik memiliki daya tarik adalah karena batik memiliki corak ...
by museum || 24 Oktober 2022
Raden Ayu Lasminingrat terlahir dengan nama Soehara pada than 1843, merupakan putri seorang Ulama/Kyai, Penghulu Limbangan dan Sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria. Lasmi ...
by museum || 24 Mei 2022
Raden Dewi Sartika dilahirkan tanggal 4 Desember 1884 di Cilengka, Jawa Barat, puteri Raden Somanagara dari ibu Raden Ayu Rajapermas. Dewi Sartika menumpuh Pendidikan di Cicalengka. Di sekolah ia ...
by museum || 18 September 2023
Limbah merupakan masalah besar yang dirasakan di hampir setiap negara. Jumlah limbah akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Permasalahan sampah timbul dari berbagai sektor terutama dari ...
by museum || 03 Maret 2021
Halo Sahabat MuseumKeterlibatan perempuan di berbagai bidang turut dikemas dalam lakon pewayangan. Mulai dari berperang, berpolitik, dan berkeluarga. Setiap tokoh wayang perempuan digambarkan dengan ...
by museum || 09 Maret 2021
Di masa pandemi ini banyak museum yang tutup dan tidak menerima kunjungan sementara. Duta Museum DIY harus tetap mempromosikan museum dengan mengadakan acara Jumpa Sahabat Museum melalui berbagai ...
by museum || 16 Maret 2021
Pada hari Jum'at, 12 Maret 2021 telah berlangsung kegiatan "Free Modelling Class" yang diinisiasi oleh Jossephine Daniella Iki selalu Duta Museum Untuk DIY 2020 untuk Museum Tembi Rumah Budaya. ...